Tujuan utama tes ini untuk mengetahui apakah wanita hamil tersebut menderita diabetes gestasional, yakni kondisi naiknya kadar glukosa darah. Dilansir dari laman Boldsky, hampir 3-5 persen wanita hamil cenderung mengalami kondisi tersebut.
Perubahan hormonal dan konsumsi makanan tidak sehat dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional. Jika tes urine pada tahap awal kehamilan menunjukkan kadar gula tinggi, maka tes darah untuk memantau kadar glukosa dilakukan sebelum minggu ke-24 kehamilan.
Namun wanita yang sudah menderita diabetes sebelum kehamilan justru tidak perlu menjalani tes glukosa darah. Sebagai gantinya mereka harus melakukan pencegahan untuk memastikan kehamilannya aman.
Biasanya tes dilakukan dengan menggunakan larutan gula. Wanita hamil minum larutan berisi 50 gram gula. Setelah minum, ia perlu menunggu selama satu jam dan kemudian menjalani tes darah untuk mengetahui kadar glukosa. Dengan cara ini kemampuan tubuh mengolah gula akan diuji.
Saat ini, hampir semua ibu hamil menjalani tes tersebut untuk menghindari kemungkinan terkena diabetes gestasional. Terutama yang kelebihan berat badan, hamil setelah usia 35 tahun, dan mempunyai riwayat diabetes dalam keluarga.
Pemeriksaan diabetes gestational ini perlu dilakukan selama kehamilan, karena kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko komplikasi persalinan, cacat lahir, dan beberapa masalah lain. Diagnosis awal dilakukan untuk membantu tindakan pencegahan tertentu agar kehamilan lebih aman.
DINA ANDRIANI
Artikel lain:
Tip Menghadapi Wawancara Berbasis Kompetensi
Boyband Korea BTS Segera Luncurkan Produk Tabir Surya
Perempuan Umur 25 Masih Jomblo, Awas Kena Single Shaming