Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Evolusi Sepatu Lari, Mencari yang Ringan dan Mencengkeram

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi sepatu olahraga. Running4women.com
Ilustrasi sepatu olahraga. Running4women.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai bagian dari mode, sepatu olah raga tak pernah berhenti berproduksi. Tiap musim, ada saja model baru hadir meski sebetulnya berupa pengulangan dari yang sudah ada. Perkembangan teknologi pun bisa jadi faktor yang menggiurkan. Baca: Begini Cara Memilih Sepatu Olahraga

Mungkin itu menjadi salah satu penyebab mengapa sepatu kerap mengundang banyak pembeli. Belum lagi lari, salah satu olahraga yang kerap digaungkan sebagai salah satu gaya hidup sehat termurah—tentu tak lagi murah jika ditopang dengan pembelian sepatu bermerek dan berharga tinggi.

Menilik dari sejarahnya, sepatu lari merupakan temuan baru. Usia kemunculannya baru sekitar dua abad. Bermula dari orang Inggris yang coba mengembangkan sepatu ringan, tapi bisa mencengkeram tanah. Baca juga: Tips Beli Sepatu Lari dari Bentuk Kaki

Pada 1832, sebuah terobosan dilakukan Wait Webster saat mematenkan proses sol karet yang bisa dilekatkan pada sepatu dan sepatu kulit. Sekitar 20 tahun kemudian, Joseph William Foster, pendiri perusahaan Boulton, yang sekarang dikenal sebagai Reebok, menambahkan paku ke dasar sol.

Temuan teknologi berikutnya adalah adanya vulkanisasi atau semacam perpaduan bahan karet dengan kain melalui proses pemanasan. Hal itu membuat sepatu lebih nyaman lagi saat digunakan. Proses perkembangan terus berjalan hingga sepatu-sepatu lari berjajar demikian mentereng hingga kini.

Pada 1865, Thomas Dutton dan Thorrowgood merancang sepatu kulit beralas kayu keras. Memasuki 1917, Chuck Taylor All-Star hadir dengan sol karet putih lembut yang membuat kaki lebih nyaman dan punya daya tahan lebih. All-Star's sendiri menjadi sepatu pertama yang dipasarkan ke jenis olah raga tertentu, yakni basket. Artikel terkait: Sepatu Olahraga Sudah Waktunya Diganti, Apa Saja Tandanya

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekitar 30 tahun kemudian, dua desainer asal Jerman, Modell and Waitzer, hadir menawarkan sepatu Adidas yang punya fitur lebih ringan, potongan lebih rendah,  dan membantu lari lebih cepat. Menyusul kemudian pelari maraton Shegeki Tanaki menggunakan sepatu split-toe yang membuatnya memenangi maraton di Boston pada 1951. Sepatu yang disebut ninja-style dengan belahan antara bagian jempol dan jemari lainnya itu merupakan sepatu teringan yang pernah diproduksi.

Pada 1960, New Balance hadir menyodorkan trackster dengan sol bergerigi. Nike pun hadir pada 1974 menawarkan model paling iconic, yakni sol wafel yang sempat disebut sebagai puncaknya teknologi sepatu kala itu.

Memasuki 1976, fitur sepatu atletik untuk perempuan pertama kali hadir dengan potongan lebih sempit dan warna yang lebih cerah. Dalam perkembangan berikutnya, Nike menjadi perusahaan pertama di dunia yang menambahkan bantalan tambahan ke sepatu dengan memasang gelembung udara kecil di bagian tumit.

Evolusi sepatu berlangsung hingga kini, seiring dengan berkembangnya teknologi dan inovasi. Belum lagi sepatu menjadi bagian para atlet yang kerap disponsori para produsen alas kaki. Artikel lainnya: 10 Tips buat Si Penggila Lari

COACH.NINE | RUNNERSWORLD | AISHA SHAIDRA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

7 hari lalu

Pegiat industri fashion di Yogyakarta mengikuti event  Ramadhan Runway 2024 yang digagas Indonesia Fashion Chamber di Yogyakarta 15-24 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.


Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

24 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.


IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

51 hari lalu

Revolusi Fashion Lokal dalam Indonesia Fashion Ecosystem Summit  (IDFES 2024)
IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.


Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

53 hari lalu

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

Anies Baswedan kembali tampil konsisten dengan gaya formal hingga debat capres kelima yang diadakan KPU. Pengamat mode kaitkan dengan kode.


Tampil Paling Formal, Anies-Cak Imin Kenakan Jas Hitam di Debat Capres Kelima

53 hari lalu

Pasangan Capres-Cawapres no urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tiba dalam debat capres terakhir di JCC, Minggu, 4 Februari 2024. Cuplikan YouTube KPU
Tampil Paling Formal, Anies-Cak Imin Kenakan Jas Hitam di Debat Capres Kelima

Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), tampil paling formal pada debat capres kelima.


Gaya Ganjar-Mahfud dengan Jaket Varsity di Debat Capres Kelima

53 hari lalu

Pasangan Capres-Cawapres no urut 03,  Ganjar Pranowo-Mahfud MD tiba dalam debat capres terakhir di JCC, Minggu, 4 Februari 2024. Cuplikan YouTube KPU
Gaya Ganjar-Mahfud dengan Jaket Varsity di Debat Capres Kelima

Ganjar Pranowo dan Mahfud Md memutuskan untuk mengenakan jaket universitas alias jaket varsity dalam debat capres kelima.


Prabowo-Gibran Tampil dengan Nuansa Biru di Debat Kelima

53 hari lalu

Pasangan Capres-Cawapres no urut 02, Prabowo-Gibran tiba dalam debat capres terakhir di JCC, Minggu, 4 Februari 2024. Cuplikan YouTube KPU
Prabowo-Gibran Tampil dengan Nuansa Biru di Debat Kelima

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 tampil dalam balutan warna biru langit dan putih ketika menghadiri debat capres kelima


Bertaburan Brand, Sudut Utara Kota Yogyakarta Ini Tumbuh Jadi Pusat Fashion Modern

54 hari lalu

Aktivitas perbelanjaan di sebuah gerai fashion Jalan C Simanjuntak Kota Yogyakarta pada akhir pekan Sabtu (3/2). Tempo/Pribadi Wicaksono
Bertaburan Brand, Sudut Utara Kota Yogyakarta Ini Tumbuh Jadi Pusat Fashion Modern

Jika Malioboro punya Pasar Beringharjo untuk belanja batik, kawasan utara Kota Yogyakarta ini punya Jalan C. Simanjuntak ini untuk fashion modern.


Yogyakarta Ditarget Jadi Pusat Fashion Dunia pada 2028, Desainer Siapkan Strategi

24 Januari 2024

Pegiat fashion Yogyakarta mengikuti perhelatan  fashion show Spotlight Culture: Then And Now di Pos Bloc Pasar Baru Jakarta, Sabtu (18/11/2023). Dok.istimewa
Yogyakarta Ditarget Jadi Pusat Fashion Dunia pada 2028, Desainer Siapkan Strategi

Berbagai upaya digenjot Pemerintah DIY salah satunya melalui gelaran Jogja Fashion Week sebagai ruang berbagi ilmu dan berekspresi.


Mengenal Pengertian Ekonomi Kreatif, Ciri, Jenis, dan Manfaatnya

23 Januari 2024

Jelaskan pengertian ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif adalah perkembangan konsep ekonomi yang berasal dari kreativitas individu. Ini informasinya. Foto: Canva
Mengenal Pengertian Ekonomi Kreatif, Ciri, Jenis, dan Manfaatnya

Jelaskan pengertian ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif adalah perkembangan konsep ekonomi yang berasal dari kreativitas individu. Ini informasinya.