TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang mungkin masih berpikir, semakin sukses hidup seseorang maka tubuh, terutama bagian perut, juga kian membesar alias buncit. Perut semakin membuncit lantaran orang yang dianggap sukses itu bisa makan apa saja yang mereka suka, tanpa pusing soal uang untuk membayarnya.
Berangkat dari situ, muncullah mitos perut buncit sebagai salah satu penanda kemakmuran. Namun sekarang ini, apakah perut yang besar masih relevan jika dikaitkan dengan kesuksesan?
Mengutip data Kementerian Kesehatan, orang dengan lingkar pinggang besar alias perut yang besar membawa risiko penyakit tidak menular. Untuk perempuan, lingkar pinggang termasuk besar jika ukurannya lebih dari 80 sentimeter, sedangkan untuk pria lebih dari 90 sentimeter.
Saat ini di pelayanan kesehatan, jumlah pengidap penyakit tidak menular lebih banyak dari jumlah penderita penyakit menular. Musababnya, terjadi perubahan pola hidup masyarakat yang semakin menyukai makanan instan, kurang aktivitas fisik, serta kurang mengkonsumsi buah dan sayur.
“Penyakit tidak menular sebenarnya bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat,” ujar Kepala Bagian Hubungan Media dan Lembaga Biro Komunikasi Kemenkes, Indra Rizon, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan.
Baca Juga:
Persoalan penyakit tidak menular ini, Indra melanjutkan, harus diatasi sejak di hulu. Sebab bila tidak, berapapun anggaran kesehatan akan tetap habis terserap untuk biaya penanggulangan penyakit tidak menular yang angkanya besar.
Upaya preventif dan promotif bisa dilakukan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ( Germas ) yang saat ini fokus pada kegiatan perbanyak makan buah dan sayur, rajin beraktifitas fisik, dan mengecek kesehatan secara berkala.
Baca:
Hidung, Diam-diam Bisa Bikin Kita Gemuk
Latihan Otot Perut, Lengan, dan Paha untuk Bakar Lemak
Perut Lady Gaga Jadi Bahan Olok-olok di Sunday`s Super Bowl