TEMPO.CO, Jakarta - Kita mungkin sering mendengar kata MRI atau magnetic resonance imaging, tapi tak pernah tahu bagaimana prosesnya karena belum pernah mengalami. Seperti dilansir Live Science, MRI adalah teknik memindai tubuh untuk mengetahui dengan detail apa yang ada di dalamnya.
Pemindaian menggunakan medan magnet dan gelombang radio yang sangat kuat untuk mendapatkan gambaran setiap bagian tubuh yang tak terlihat lewat sinar X, CT scan, atau USG. Pemeriksaan ini misalnya, sangat membantu dokter melihat ke dalam persendian, ligamen, otot, dan tendon, yang sangat dibutuhkan untuk mengetahui berbagai cedera dalam olahraga.
MRI juga digunakan untuk struktur dalam tubuh dan mendiagnosis berbagai penyakit, seperti stroke, tumor, cedera tulang belakang, dan masalah di dalam mata atau telinga, juga struktur dan fungsi otak. “Yang membuat MRI begitu luar biasa adalah kita bisa melihat jaringan lunak dan anatomi dengan detail,” kata Dr. Christopher Filippi, seorang radiolog di New York, Amerika Serikat.
Keunggulan MRI bila dibandingkan dengan teknik pemindaian lain adalah tak ada risiko terpapar radiasi. Selama proses MRI, orang akan dibaringkan di meja yang bisa didorong kemudian dimasukkan ke dalam semacam tabung yang merupakan mesin untuk memindai dan melihat bagian tubuh tertentu. Mesin tersebut akan mengalirkan medan magnet di sekitar tubuh dan gelombang radio yang diarahkan ke tubuh.
Pasien tak akan merasakan efek medan magnet dan gelombang radio sehingga proses MRI tanpa rasa sakit. Akan tetapi, akan terdengar suara hentakan dan ketukan yang keras selama proses pemindaian sehingga orang tersebut akan diberi earphone untuk mendengarkan musik dan suara yang mirip dentuman palu godam itu.
Seorang petugas juga akan memberikan instruksi selama pemeriksaan. Buat mereka yang takut ruangan tertutup akan diberi sejenis bius agar tidak panik. Proses pemindaian berlangsung selama 30-60 menit. Radiolog akan melihat hasilnya dan mengirimnya ke dokter.
Karena tak menggunakan radiasi, MRI aman digunakan pada wanita hamil dan tak membahayakan janin. Tapi tetap saja ada risiko dari MRI sehingga tidak dianjurkan untuk mendiagnosis tahap pertama. Karena menggunakan tenaga magnet yang kuat, MRI berbahaya buat mereka yang memiliki implan metal dalam tubuh, seperti alat pacu jantung, persendian buatan, katup jantung buatan, atau metal serta baut pada tulang yang patah.
Banyak pasien dengan alat pacu jantung yang meninggal dunia saat menjalani MRI. Suara keras saat pemindaian juga bisa merusak pendengaran sehingga setiap pasien harus dilengkapi dengan penutup telinga atau earphone.
PIPIT
Baca juga:
4 Hal yang Disarankan Ahli Saat Nyeri Sendi Muncul
Bermasalah dengan Kolesterol? Coba Diet TLC, Bonusnya Banyak
Tetap Bugar Meski Sibuk Kerja dan Sekolah? Ini Tip Kanaya Tabitha