Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kanker Ovarium Lebin Rentan Dialami Perempuan Lajang?

Editor

Susandijani

Ilustrasi dua wanita mengobrol. shutterstock.com
Ilustrasi dua wanita mengobrol. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan yang tak menikah dikatakan lebih berisiko terkena kanker ovarium dibandingkan perempuan yang menikah dan memiliki anak, demikian disampaikan dr. Toto Imam Soeparmono, SPoG, K. Onk, konsultan kanker kandungan di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta.

Toto memaparkan, setiap perempuan memiliki dua indung telur yang setiap bulannya memproduksi telur secara bergantian. Adapun telur diproduksi dengan cara pecahnya permukaan indung telur, yang menimbulkan luka.

"Jadi, pecahnya itukan suatu luka, luka kemudian sembuh. Lalu luka lagi, sembuh lagi. Nah, pada nona, indung telur ini terus menerus memproduksi telur, terus menerus luka dan tidak pernah istirahat. Nanti, lama-lama ada jaringan yang luka atau rusak, tapi tidak kembali ke normal. itu yang dikatakan risiko menjadi sel yang rusak tapi tetap hidup dalam keadaan rusak," kata Toto di Jakarta.

Sel yang rusak namun tetap hidup, lanjut Toto, berisiko melakukan mutasi dan mutasi hingga terbentuk jaringan kanker.

Sedangkan, saat perempuan hamil, proses pecahnya indung telur akan berhenti, sehingga proses pelukaan tadi hilang hingga perempuan tersebut menyusui anaknya selama dua tahun.

Sehingga, tambah Toto, indung telur dapat beristirahat selama kurang lebih dua tahun.

Kendati demikian, faktor risiko tersebut dapat diminimalisir dengan berbagai cara, di antaranya menjaga pola hidup sehat dan makan-makanan yang bergizi, sehingga daya tahan tubuh dapat terjaga baik.

"Mutasi itukan tidak semua orang mengalami mutasi menjadi kanker. Kalau di dalam badannya itu, proses menjadi kanker itu di stop, karena daya tahan tubuhnya bagus, tidak akan kena kanker. Daya tahan tubuh itu kan bisa diperkuat sendiri. Dengan catatan, hal-hal yang mendorong menjadi kanker jangan ada," ujar Toto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga:
Kiat Menghindari Retak Tulang Kaki Akibat Olahraga Berat
Sakit Mag, Pemicunya Bukan Cuma Telat Makan  
Diet Mediterania Bagus Buat Ginjal

Menurut Toto, semakin sering membeli makanan atau jajanan di luar rumah, maka risiko kanker akan semakin tinggi, karena banyaknya zat berbahaya yang kerap digunakan untuk mengolah makanan tersebut.

"Kalau membeli makanan di luar, misalnya bakso, disitu bisa jadi banyak bahan kimia yang digunakan, mulai dari boraks, terus penggunaan zat warna pada saosnya, lalu juga micin. Semua bahan kimia itu bisa memicu kanker," katanya.

Toto menyampaikan, kanker kemungkinan tidak langsung muncul, namun ketika seseorang berusia 50 tahun ke atas, atau saat kondisi daya tahan tubuhnya semakin lemah, maka kanker baru terdeteksi.

Toto menambahkan, senyawa kimia yang masuk ke dalam perut melalui makanan menjadi salah satu faktor lingkungan yang risiko paling tinggi seseorang terkena kanker.

ANTARA

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Identifikasi Risiko Penyakit Jantung Hingga Kanker dengan Tes Genetik

18 jam lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Identifikasi Risiko Penyakit Jantung Hingga Kanker dengan Tes Genetik

Dalam upaya pencegahan, mengidentifikasi berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes hingga kanker bisa dilakukan dengan tes genetik.


Inilah Risiko Kesehatan yang Mengintai jika Terlalu Sering Makan Pizza

4 hari lalu

Ilustrasi pizza. Sumber: Unsplash/asiaone.com
Inilah Risiko Kesehatan yang Mengintai jika Terlalu Sering Makan Pizza

Pizza sebagai junk food memiliki beberapa risiko kesehatan. Apa saja risiko kesehatan tersebut?


Kenali Cara Penanganan Displasia Serviks

5 hari lalu

Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com
Kenali Cara Penanganan Displasia Serviks

Penanganan displasia serviks tergantung pada berbagai faktor, termasuk tingkat keparahan, usia, kesehatan, dan preferensi perawatan.


Kenali Gejala dan Penyebab Displasia Serviks

5 hari lalu

Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com
Kenali Gejala dan Penyebab Displasia Serviks

Displasia serviks adalah kondisi prakanker yang terjadi ketika sel-sel abnormal tumbuh di permukaan serviks.


Faktor Risiko Kanker Payudara yang Bisa Diubah dan Tidak Bisa Diubah

6 hari lalu

Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)
Faktor Risiko Kanker Payudara yang Bisa Diubah dan Tidak Bisa Diubah

Ada dua jenis faktor risiko kanker payudara, yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Berikut penjelasannya.


Sosialisasi Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara, Cegah Pasien Datang dengan Stadium Lanjut

6 hari lalu

Kegiatan YKPI di SMA Taruna Nusantara Magelang
Sosialisasi Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara, Cegah Pasien Datang dengan Stadium Lanjut

Data GLOBOCAN 2020 menunjukkan di Indonesia kasus baru kanker payudara mendekati 66 ribu. Berikut cara yang diharapkan bisa menekan angka kasus baru.


Inilah Gejala Umum Kanker Payudara yang Perlu Diketahui

7 hari lalu

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Inilah Gejala Umum Kanker Payudara yang Perlu Diketahui

Kanker payudara adalah jenis kanker yang terjadi ketika sel-sel di dalam payudara mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali.


IAEA Akan Bantu Perluasan Layanan Kedokteran Nuklir untuk Pasien Kanker di Indonesia

9 hari lalu

Kedokteran nuklir menggabungkan diagnostik dan terapi (teranostik) untuk penyembuhan aneka penyakit kanker. (Foto Dok.Humas RSHS)
IAEA Akan Bantu Perluasan Layanan Kedokteran Nuklir untuk Pasien Kanker di Indonesia

Saat ini layanan radioterapi baru tersedia di 17 provinsi, sedangkan pelayanan kedokteran nuklir hanya ada di 10 provinsi di Indonesia.


Kebiasaan yang Bisa Memicu Kanker Mulut

13 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Kebiasaan yang Bisa Memicu Kanker Mulut

Skrining kanker mulut membantu mendeteksi penyakit pada tahap awal Berikut yang berisiko terkena kanker mulut.


Kenali Masalah Buang Air Kecil yang Bisa Jadi Gejala Kanker Prostat

15 hari lalu

Ilustrasi kanker prostat. Parentsafrica.com
Kenali Masalah Buang Air Kecil yang Bisa Jadi Gejala Kanker Prostat

Gejala awal kanker prostat bisa dilihat pula dari pola buang air kecil. Bagaimana mendeteksinya?