TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 100 orang menjalani percobaan klinis transfusi darah remaja sebanyak 2,5 liter plasma darah di Ambrosia, sebuah start up di San Fransisco. Ambrosia didirikan oleh dokter Jesse Karmazin dari Standford.
Transfusi darah remaja dijual seharga Rp 106 juta (6.200 poundsterling) oleh perusahaan Amerika Serikat dengan klaim khasiat antipenuaan. Hasil awalnya meyakinkan, Karmazin mengatakan pada The Sunday Times bahwa praktiknya seperti operasi plastik dari dalam.
"Ini bisa membantu meningkatkan hal-hal seperti penampilan atau diabetes atau fungsi jantung atau ingatan, aspek penuaan yang umumnya terjadi. Saya tidak bisa mengatakan ini memberikan perubahan, tapi intinya mirip seperti itu," ujarnya.
Namun, para ilmuwan telah memperingatkan prosedur ini belum terbukti dan percobaan klinis mungkin tidak akan memberi banyak bukti untuk mendukung klaim Karmazin.
Meski studi ini berdasar pada penelitian yang menunjukkan bahwa daya ingat dan kemampuan belajar tikus tua meningkat setelah disuntik dengan plasma dari tikus muda, penulis dari studi 2014 tersebut mengatakan tidak ada bukti klinis pengobatan tersebut akan bermanfaat.
Dalam uji coba Ambrosia, darah dibeli dari bank darah yang idealnya dari donor remaja, sebelum plasma darah dipisahkan. Pada partisipan yang usianya rata-rata 60 tahun melakukan transfusi darah sebanyak 2,5 liter yang merupakan campuran dari beberapa donor. Kamazin mengklaim pasiennya terlihat lebih baik hanya dalam sekali perawatan.
ANTARA
Baca juga:
Indi, Parfum Katy Perry Beraroma Androgini
6 Produk Makeup yang Tak Boleh Dipakai Setiap Hari
Rahasia Kecantikan Artis Korea Ada di 10 Menit dan 424, Apa Itu?