TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sebuah artikel The Guardian disebutkan bahwa generasi millenial mendapatkan uang lebih sedikit daripada generasi pendahulunya.
Sebuah studi dari Resolution Foundation mengatakan bahwa para remaja millenial di Inggris yang berusia 15 hingga 35 tahun, dibayar jauh lebih sedikit dibandingkan orangtua mereka Generasi X di masa-masa awal mereka bekerja.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa resesi ekonomi pada 2008 - 2009 dan lambatnya kebangkitan akibat resesi itu membuat milenial mendapatkan uang lebih sedikit bahkan sebelum krisis finansial melanda dunia. (baca: Kuncinya 10 Menit, Rasa Malas Langsung Tunggang Langgang)
Laporan tersebut melihat bagaimana tiga generasi yang berbeda mendapatkan uang. Generasi baby boomers yang lahir akhir tahun 1940 hingga 1960, Generasi X dan millenial.
Ditemukan bahwa dalam skenario terbaik sekalipun, ketika di masa mendatang pendapatan millenial meningkat pesat, pendapatan total seorang millenial adalah sekitar £890,000 atau sekitar Rp 15,5 miliar rupiah.
Ini artinya, peningkatan pendapatan mereka hanya satu pertiga dari peningkatan yang didapatkan baby boomer.
Dalam skenario terburuk, pendapatan millenial bisa terpangkas hingga £825,000 atau Rp 14,3 miliar rupiah. Ini menyebabkan millenial adalah generasi pertama yang mengalami generational pay penalty yang membuat mereka sebenarnya mendapatkan jauh lebih sedikit uang dibanding para pendahulunya selama masa kerja mereka. (baca: Stres, Lakukan 10 Cara Agar Tetap Fokus dan Positif)
Baby boomers 50 persen dapat membayar biaya hipoteknya sendiri saat mereka mencapai usia 30 tahun. Sementara itu, pada usia 30 tahun, millenial malah telah membayar £44,000 atau sekitar Rp 750 juta rupiah lebih banyak untuk sewa rumah dibanding baby boomers.
Jauh dari harapan, karena krisis dunia, millenial memiliki pendapatan £8000 atau Rp 138 juta rupiah lebih sedikit pada usia 20 tahunan dibanding generasi sebelum mereka.
Bagaimana dengan generasi millenial di Indonesia?