TEMPO.CO, Jakarta - Memainkan video game jenis aksi ternyata bisa berdampak pada kesehatan otak. Penelitian menunjukkan bahwa permainan ini bisa berisiko mengembangkan penyakit Alzheimer dan Parkinson. Bukan hanya itu, permainan yang umumnya digemari remaja hingga dewasa itu juga berisiko memunculkan depresi hingga skizofrenia.
Menurut penelitian yang dimuat di jurnal Molecular Psychiatry, kebiasaan memainkan gim video aksi mengurangi materi abu di hippocampus -- area kunci otak untuk memori.
Penemuan ini bertolak belakang dengan dugaan selama ini yang menyebut video game meningkatkan kemampuan otak, mengurangi stres, dan meredakan gejala depresi. Padahal, 85 persen pemain cenderung semakin memanfaatkan bagian lain otak yang disebut striatum untuk menavigasi jalan mereka melalui sebuah permainan.
Striatum memiliki area yang dikenal sebagai inti kaudatus, yang bertindak sebagai semacam autopilot dan sistem penghargaan yang membantu seseorang membentuk kebiasaan dan mengingat bagaimana melakukan hal-hal seperti mengendarai sepeda. Semakin sering seseorang menggunakan inti kaudatus, semakin sedikit dia menggunakan hippocampus dan akibatnya hippocampus kehilangan sel dan atrofi.
"Jika permainan video menyebabkan penurunan materi abu-abu di hippocampus pada orang dewasa muda, maka anak-anak dan dewasa muda harus diingatkan untuk meningkatkan kemampuan kognitifnya," ujar peneliti dari Universite de Montreal (UdeM) di Kanada, Greg West.
Baca juga:
Menurut studi, penderita Parkinson yang juga mengalami demensia atau depresi tak disarankan memainkan video game aksi, seperti dilansir dari laman Indian Express
BISNIS
Artikel lain:
Kiat Terbebas dari Jerawat Hormonal
Risiko Beri Makanan Padat pada Bayi di Bawah 6 Bulan
Turunkan Berat Badan dengan Diet Bayi, Ketahui Risikonya