Selama 17 tahun ia berkarya di Metro TV, liputan Najwa Shihab dari Aceh saat bencana tsunami, Desember 2004, mendapat penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat. Hari pertama tiba di Aceh, dirinya syok melihat ratusan jenazah berjajar seperti ikan pindang. Ia sampai meminta tisu basah ke rekannya karena bau mayat menyengat. Hari berikutnya, ia telah akrab dengan mayat. Ia bahkan kerap menumpang truk yang mengangkut jenazah.
Baca juga: Pekerjaan Rumah Nana Setelah Tak Lagi Pegang Mata Najwa
Selama meliput di Aceh, Najwa Shihab juga terbiasa tidur ayam. Baru sebentar tidur, tiba-tiba semuanya berguncang karena gempa susulan. Itu terjadi berulang, hingga akhirnya ia pasrah saja kepada Tuhan. "Awalnya bangun, lari bawa-bawa tas. Tapi, lama-lama pasrah," katanya.
Di Aceh, Najwa Shihab mengalami trauma. Ia tidak berani membuka telepon selulernya karena banjir pesan pendek dari warga yang meminta pertolongan. Teleponnya sampai rusak. Waktu itu, warga memanggilnya dengan sebutan "Mbak Metro". "Kalau anak saya sampai meninggal, itu tanggung jawab Mbak, ya, karena tidak mengecek ke rumah," begitu salah satu isi pesan pendeknya.
Kerja kerasnya di Aceh membuatnya memperoleh penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, yakni Hari Pers Nasional Award dan Reporter Televisi Terbaik. Tapi, ia juga banyak mendapat kritikan tajam. Ia dianggap melanggar asas jurnalistik, ketika terlibat emosi dengan peristiwa yang dilaporkan. "Saya menangis tidak dibuat-buat. Ya, paling tidak itu menumbuhkan empati dan mendorong bantuan kemanusiaan ke Aceh," katanya.
Pada saat satu pesawat menuju Jakarta dengan Aburizal Bakrie--waktu itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian-- Najwa Shihab mendapat bisikan, "Gara-gara kamu menangis tuh, om kamu disuruh berkantor di Aceh," ujar Aburizal kepadanya, setengah bercanda. Om yang dimaksud sang menteri adalah orang yang paling bertanggung jawab atas penanganan setelah bencana, yaitu Alwi Shihab, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.
Sehari sebelum kembali ke Jakarta, dia memang mengkritik soal koordinasi. Najwa Shihab melaporkan ada penduduk yang tinggal 100 meter dari posko bantuan, tapi kelaparan. Padahal, bantuan menumpuk. "Saya ingin karya jurnalistik itu berpengaruh dan berdampak terhadap kebijakan yang salah," katanya.
Selanjutnya: Dari mana asal mula Mata Najwa?