Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Perlu Merasa Bersalah atas 3 Hal Ini, Apalagi Minta Maaf

image-gnews
Ilustrasi meeting atau rapat. shutterstock.com
Ilustrasi meeting atau rapat. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan sering merasa memiliki kewajiban untuk meminta maaf, bahkan kadang untuk hal-hal yang sebetulnya bukan salahnya. Namun, jika kita berada di dunia profesional, sebagai wanita ada beberapa hal yang membuat permintaan maaf menjadi sangat tidak relevan, bahkan bisa menurunkan reputasi dan pendapat kita di mata kolega.

Simak tiga hal di bawah ini yang tidak membutuhkan permohonan maaf dari kita saat berada di tempat kerja.

1. Ingin mengutarakan pendapat
Beberapa wanita meminta maaf sebelum mereka berbicara, misalnya saat berada dalam rapat ada perbincangan hangat dengan kolega kerja, "Maaf, jika saya bisa menambahkan sesuatu?".

Di lain waktu, kita mungkin mendapati diri meminta maaf, bahkan saat baru saja diinterupsi orang lain, dan berkata, "Maaf, saya belum selesai." Mendapatkan sepatah kata di kantor bisa sangat menantang tapi permintaan maaf hanya akan membuat kita terdengar ragu dan memang tidak layak untuk berbicara.

2. Ketika menyampaikan berita buruk
Kita mungkin tergoda untuk meminta maaf sebelum menyampaikan kabar buruk tapi itu hanya akan mengintensifkan hal negatif dan membuatnya tampak lebih buruk lagi, misalnya, dalam sebuah pernyataan seperti, "Saya minta maaf memberi tahu Anda bahwa pelanggan tidak menyukai gagasan yang kita ajukan."

Kadang-kadang mengatakan "maaf" dalam situasi sulit ini bahkan bisa menjadi bumerang. Ketika kita berkata, "Saya minta maaf memberitahu Anda bahwa kami akan melakukan perampingan kelompok kami.”

Tidak ada permintaan maaf yang benar-benar bisa mengimbangi kabar buruk. Sebagai gantinya, stop untuk mengatakan maaf dan tawarkan dukungan dalam bentuk panduan tentang langkah selanjutnya yang harus diambil. Informasi, transparansi, dan kepemimpinan yang dapat ditindaklanjuti lebih penting dari ungkapan-ungkapan verbal tentang betapa buruknya perasaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Saat tidak salah
Kita tahu tidak akan bisa memenuhi tenggat waktu yang akan ditentukan. Sebagai contoh, sebuah proyek ternyata membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan karena ada gangguan dari luar. Tidak perlu berkata kepada atasan, "Maaf, saya tidak akan menyiapkan presentasi Selasa seperti yang saya janjikan".

Daripada meminta maaf, sebaiknya jelaskan bahwa kita tidak akan dapat memenuhi komitmen dengan alasan yang sejelas-jelasnya, seperti "Saya tahu kita telah mendiskusikan presentasi Selasa, tapi ada beberapa informasi penting yang tidak akan tersedia sampai Senin karena aktivitas lain mengalami kendala di luar rencana dan saya sangat ingin menyertakannya. Jadi, tujuan saya adalah menyajikan presentasi sampai akhir minggu. Bagaimana menurut Anda?"

Respons tersebut tampak jauh lebih baik, menunjukkan kita proaktif, solutif, dan memang memiliki integrit, bukan seseorang yang satu-satunya harus disalahkan.

TABLOIDBINTANG

Artikel lain:

Anak Harus Dijauhkan dari Gadget dan Rasakan 5 Manfaatnya
Orang Tua Wajib Tahu Cara Deteksi ABG Sedang Galau
Mantan Sudah Move On Duluan, Kamu Kapan?  

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prodi Baru Pendidikan Profesi Psikologi, Dekan Unpad: Kuliah 1,5 Tahun Tanpa Tesis

47 hari lalu

Universitas Padjajaran atau Unpad. unpad.ac.id
Prodi Baru Pendidikan Profesi Psikologi, Dekan Unpad: Kuliah 1,5 Tahun Tanpa Tesis

Program keprofesian psikolog merupakan pilihan studi lanjutan bagi sarjana psikologi.


Kemendikbud Buat Aturan Baru Kuliah Psikologi, Ada Program Profesi Hingga Subspesialis Usai S1

48 hari lalu

Ilustrasi pasangan konsultasi dengan psikolog. Shutterstock
Kemendikbud Buat Aturan Baru Kuliah Psikologi, Ada Program Profesi Hingga Subspesialis Usai S1

Permendikbud terbaru mengatur tentang pendidikan profesi psikologi untuk lulusan S1 Psikologi.


Tes Wartegg, Jenis Psikotes Apakah Itu?

54 hari lalu

Ilustrasi tes psikologi. Istimewa
Tes Wartegg, Jenis Psikotes Apakah Itu?

Tes Wartegg tergolong salah satu jenis psikotes


Tips Mengikuti Tes Psikologi untuk Calon Karyawan

55 hari lalu

Ilustrasi tes psikologi. Istimewa
Tips Mengikuti Tes Psikologi untuk Calon Karyawan

Tes psikologi atau psikotes salah satu rangkaian dalam proses perekrutan calon karyawan. Simak mengenai penjelasan dan ikuti tips selengkapnya.


Berikut Deretan Aplikasi AI yang Dapat Berfungsi Sebagai Teman Curhat

56 hari lalu

Anak-anak di Cina mulai bermain dengan mainan berisi kecerdasan buatan untuk membantu meringankan beban asuh orang tua. Xinhua
Berikut Deretan Aplikasi AI yang Dapat Berfungsi Sebagai Teman Curhat

Aplikasi ai ini dapat berfungsi menjadi terapis kehatan mental.


Daftar 13 Kampus Psikologi Terbaik di Indonesia versi SIR 2023

21 Juli 2023

Gedung Rektorat Universitas Indonesia (UI). (ANTARA/Feru Lantara)
Daftar 13 Kampus Psikologi Terbaik di Indonesia versi SIR 2023

Daftar kampus psikologi terbaik di Indonesia versi SIR 2023, di antaranya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan UI


Korban Pelecehan Seksual Perlu Mendapat Kepercayaan, Psikolog Beri Alasan

12 Juli 2023

ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Korban Pelecehan Seksual Perlu Mendapat Kepercayaan, Psikolog Beri Alasan

Sikap percaya pada yang dialami korban pelecehan seksual penting ditunjukkan agar korban merasa mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar.


Tes Psikologi Menggunakan Noda Tinta, Apa Itu Metode Rorschach?

10 Juli 2023

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
Tes Psikologi Menggunakan Noda Tinta, Apa Itu Metode Rorschach?

Rorschach, tes psikologi menggunakan gambar noda tinta sebagai medium penggambaran kepribadian seseorang


Demam Konser dan Pertandingan, Self Reward atau Flexing? Ini Kata Dosen Psikologi Unesa

21 Juni 2023

Coldplay Harus Manggung di Indonesia
Demam Konser dan Pertandingan, Self Reward atau Flexing? Ini Kata Dosen Psikologi Unesa

Menurutnya, menonton konser dan pertandingan dapat menjadi bentuk self reward dan tak melulu untuk flexing. Namun, masyarakat harus tetap bijak menyikapinya.


Pakar Ungkap Dampak Negatif Langsung Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja

15 Mei 2023

Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)
Pakar Ungkap Dampak Negatif Langsung Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja

Beberapa penelitian mengaitkan penggunaan media sosial dan masalah kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan, pada remaja.