TEMPO.CO, Jakarta -Ahli kesehatan sekalipun ternyata kerap merasa menderita kala harus menahan diri atau sekadar mengontrol makanan atau minuman mengandung pemanis.
Namun, untuk kesehatan jangka panjang nampaknya mereka tak segan menahan diri dan pakar gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr dr Saptawati Bardosono MSc, adalah salah satunya. Lantas apa yang dia lakukan?
Baca juga:
"Pilih teh tawar atau tanpa gula atau air putih saja. Sebenarnya penderitaan. Tetapi karena saya ingin long live, harus menahan," ujar dia dalam seminar media tentang "Tepatkah Konsumsi Gula Anda", di Jakarta, Senin.
Baca juga
Air Putih Bisa Menurunkan Kadar Asam Urat? Simak Penelitiannya
Vaksin Mencegah Penyakit Lebih Parah, Masih Ragu?
Sri Mulyani Sebut Jurus agar Kerja dan Keluarga Beres
Bagi Anda yang bisa mengontrol gula dalam makanan seperti menghindari makanan penutup manis lalu menggantinya dengan buah yang rasanya kurang manis atau sayuran segar maka tak perlu membuat teh Anda menjadi tawar.
Cara ini bagi sebagian Anda yang menggemari teh atau kopi manis mungkin terasa sulit. Namun, bukan berarti tak bisa samasekali. Pun bagi dokter yang kerap disapa Tati itu.
"Oke teh atau kopi gula, tetapi perlahan kurangi gulanya, sampai akhirnya tak menggunakan gula samasekali," tutur Tati.
Menurut dia, tanpa gula Anda justru bisa menikmati rasa teh Anda. "Kalau ada gula yang terasa hanya rasa gulanya. Kalau teh tanpa gula, bisa terasa sekali rasa tehnya," kata dia.
Konsumsi gula harian berdasarkan rekomendasi ahli kesehatan ialah 50 gram atau setara 5 sendok makan. Konsumsi gula berlebihan mengakibatkan insulin menjadi resisten atau tidak dapat memetabolisme gula menjadi energi sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah.
Akibatnya muncul sejumlah masalah kesehatan seperti diabetes dan obesitas. Diabetes yang tak terkontrol berisiko mengganggu organ tubuh lainnya seperti jantung, ginjal dan lainnnya.
ANTARA