TEMPO.CO, Jakarta - Sulit tidur itu keterangan yang diberikan Tora Sudiro dan istrinya Mieke Amalia ketika ditanya alasannya menggunakan Dumolid, pada pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan, kemarin, seperti dikutip dari berita Tempo, Kamis 3 Agustus 2017.
Sebetulnya apa yang disebut sulit tidur tersebut? Psikiater Klinik Psikosomatik Omni Hospitals, Alam Sutera dr Andri SpKJ FAPM., menyebutkan bahwa secara klinis ada beberapa kondisi yang disebut sulit tidur. (baca:Dr Ryan Thamrin: Punya 1 Pacar Pernah, 2 Pacar Juga, tapi...)
Baca Juga:
Yaitu, pertama adalah sulit memulai tidur. Kedua, sulit mempertahankan tidur, "Jadi baru sebentar tertidur, kemudian bangun lagi, terus tidur lagi, dan kebangun lagi, begitu seterusnya," ujar Andri. Ketiga, adalah bangun tertalu awal (misalnya, pukul 3 pagi) dan tidak bisa tidur lagi.
Gangguan tidur ini, menurut Andri bisa terjadi dalam seminggu, sebulan, atau berbulan-bulan. "Ini terjadi karena pasien tidak menemukan penyebabnya," katanya yang dihubungi Tempo, Kamis 3 Agustus 2017, malam.
Penyebab gangguan tidur juga ada berbagai faktor. Seperti disebutkan Andri, pertama adalah faktor lingkungan, misalnya lingkungan yang berisik, tempat baru atau jet lag.
Baca Juga:
Kedua adalah faktor kejiwaan seperti depresi atau cemas. Ketiga karena faktor medis seperti sakit perut, gangguan paru, jantung yang membuat sesak napas, atau nyeri berkepanjangan yang membuat tak bisa tidur, atau bisa juga faktor yang berkaitan dengan fungsi otak, trauma kepala yang terjadi di kepala, atau kondisi stroke. (baca: Dr Ryan Thamrin Meninggal, Hati-hati Akun Palsu)
Berbagai akibat bisa terjadi karena sulit tidur itu. Misalnya absensi, yang bersangkutan akan selalu telat datang ke kantor. Kemudian, sulit tidur juga akan mengakibatkan ngantuk, ini bisa menyebabkan kecelakaan saat berkendara. Ngantuk juga bisa membuat prestasi kerja atau pelajaran menurun, karena yang bersangkutan tidak bisa fokus pada pekerjaan atau pelajarannya. "Dalam jangka panjang, sulit tidur juga bisa menimbulkan kecemasan juga depresi karena yang bersangkutan merasa tidak bisa mengatasi gangguan tidurnya sendiri," katanya.
Bagaimana solusinya? Andri, menyarankan untuk mencari tahu sumber masalahnya. Sebagai berikut :
1.Apakah gangguan medis, lingkungan, atau gangguan jiwa
2. Kemudian cari tahu kesehatan tidurnya (sleep hygine), bagus atau tidak? misalnya menjelang tidur kita main laptop, main hape atau nonton tv (ini tidak disarankan), seharusnya 1 jam sebelum tidur, kita harus lepas dari perangkat tersebut.
3. Apakah olahraga terlalu malam, meningkatnya adrenalin di dalam tubuh, bisa menyebabkan tidak bisa tidur;
4. terpenting lagi adalah jadwal: Manusia itu harus tidur dalam waktu yang teratur, jangan sembarangan. Misalnya hari ini jam 8 malam, besoknya, jam 12 malam, besoknya lagi jam tiga pagi. "Waktu tidur itu harus sama, juga waktu bangunnya," kata Andri menambahkan.
5. Olahraga di pagi hari sebaiknya ada sinar matahari. Misalnya dari jam 7-8 pagi, selama 15 menit, akan mengembalikan irama sirkadian tubuh ke hal yang baik.
"Dengan mengetahui 5 hal tersebut, sulit tidur akan bisa diatasi dengan mudah," ujar Andri menutup keterangannya.(baca: 85 Persen Penderita Diabetes Obesitas, Bolehkah Sedot Lemak?)
SUSAN