Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Musik Mengatasi Masalah Mental, Seberapa Efektif?

Editor

Susandijani

Ilustrasi streaming musik. Conmatviet.com
Ilustrasi streaming musik. Conmatviet.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Kenapa orang senang mendengarkan musik? Alasannya berbeda-beda meski intinya sama, membuat mereka merasa lebih baik.

Mendengarkan musik mengubah otak kita dan selama bertahun-tahun sudah digunakan untuk oleh para terapis musik untuk membantu mengatasi gejala depresi pascatrauma, kegelisahan, depresi, autisme, alzheimer, dan nyeri akut, bahkan mengurangi rasa sakit saat melahirkan. (baca: Suka Berkhayal, Boleh Saja Asalkan Tahu Batasannya)

Berbagai penelitian juga menunjukkan musik bisa berdampak pada kebiasaan berbelanja, membantu bayi belajar berbicara, meningkatkan performa atletis, dan memperbaiki suasana hati. Musik juga memiliki hubungan erat dengan pergerakan yang berpotensi membantu anak-anak dengan keterlambatan motorik.

Sebuah penelitian menemukan, bahkan pada orang yang hanya sedikit mendengarkan musik, bagian-bagian otak yang berkaitan dengan pergerakan teraktivasi. Sebuah artikel di Outdoor Online menyorot soal Proyek Sync, sebuah kolaborasi antara beberapa ilmuwan dan musisi terkenal dunia. Apa yang mereka lakukan sedikit berbeda dari terapi musik tradisional.

Daphne Zohar, CEO PureTech Health dan anggota tim Sync menjelaskan, “Musik bisa memodulasi sistem saraf seperti respons dopamin, sistem saraf autonomis, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan stres, pergerakan, proses belajar, dan daya ingat. Tapi kami ingin membawanya ke dalam realitas sains klinis.” (baca: Membawa Pekerjaan ke Rumah? Awas Prahara Mengintai)

Orang-orang di Sync ingin membawa terapi musik ke level berikut dan mengembangkan musik sehingga bisa menjadi “obat yang cocok”. Mereka tak mau hanya terpaku pada penelitian lama yang menyebutkan musik bisa meningkatkan produksi dopamin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka pun meneliti dampak dari irama, tempo, kunci, dan instrumen terhadap otak manusia. Kedengarannya memang tidak rumit, bahwa dampak musik membedakan masing-masing orang. Disebutkan bahwa otak masing-masing orang merespons musik secara berbeda, tergantung pada jenis musik yang akrab saat kita tumbuh dan jenis apa yang kita dengarkan sekarang.

Hanya, saja saat digunakan sebagai terapi hasilnya bisa saja berbeda. Seorang penderita kecemasan, misalnya, merespons sangat baik terhadap musik jazz sementara yang lain mungkin lebih senang mendengarkan Justin Bieber. Keinginan orang-orang Sync itu adalah mendesain sistem yang bisa memonitor detak jantung, aktivitas otak, dan pola tidur ketika kita mendnegarkan jenis musik tertentu dan menentukan apa pengobatan yang tepat.(baca: Riset: 55 Tahun, Usia Rentan Berselingkuh)

Dengan menggunakan laporan dari alat Fidbits dan pemonitor detak jantung, mereka bisa mengamati dampak musik pada keadaan emosional orang setiap kali mendengarkan musik dan bukan berada dalam laboratorium.

PIPIT

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Pakar Ungkap Dampak Negatif Langsung Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja

12 hari lalu

Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)
Pakar Ungkap Dampak Negatif Langsung Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja

Beberapa penelitian mengaitkan penggunaan media sosial dan masalah kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan, pada remaja.


Sejarah dan Manfaat Hipnotis untuk Kesehatan

26 hari lalu

Ilustrasi hipnotis. Pixabay
Sejarah dan Manfaat Hipnotis untuk Kesehatan

Hipnotis mulai berkembang pada akhir abad ke-18 dari karya seorang dokter bernama Franz Mesmer.


10 Universitas dengan Jurusan Psikologi Terbaik di Indonesia 2023 versi EduRank

27 hari lalu

Rektor UNDIP Yos Johan Utama (kanan) menyerahkan ijazah kelulusan kepada robot peraga saat wisuda secara daring di Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang, Jawa Tengah, Senin, 27 Juli 2020. WIsuda ke-159 UNDIP yang diikuti 2.561 lulusan itu menggunakan teknologi robot peraga yang menggantikan kehadiran fisik para wisudawan maupun wisudawati karena sejumlah kebijakan protokol kesehatan dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Aji Styawan
10 Universitas dengan Jurusan Psikologi Terbaik di Indonesia 2023 versi EduRank

10 universitas dengan Jurusan Psikologi terbaik di Indonesia 2023 versi EduRank, antara lain UI, UPI, UGM, UM, UNP, UNAIR, UNNES, UNS, UNDIP, dan UNY.


Jadi Prodi Favorit di SNBP 2023, Segini Biaya Kuliah Psikologi Unpad Jalur Mandiri

53 hari lalu

Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Doc: Unpad.
Jadi Prodi Favorit di SNBP 2023, Segini Biaya Kuliah Psikologi Unpad Jalur Mandiri

Psikologi Unpad menarik 2.207 peminat di SNBP 2023. Simak biaya kuliahnya lewat jalur mandiri.


Mario Dandy dan Shane Lukas Akan Jalani Psikologi Forensik, Apa Itu?

18 Maret 2023

Tersangka penganiayaan Cristalino David Ozora, Mario Dandy Satriyo (kiri) memeragakan adegan tendangan saat melakukan rekonstruksi kasus penganiayaan terhadap Cristalino David Ozora di Perumahan Green Permata Residences, Pesanggrahan, Jakarta, Jumat, 10 Maret 2023. Sebanyak 40 reka adegan dilakukan dalam rekonstruksi kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy terhadap korban Cristalino David Ozora. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Mario Dandy dan Shane Lukas Akan Jalani Psikologi Forensik, Apa Itu?

Mario Dandy dan Shane Lukas akan menjalani pemeriksaan psikologi forensik. Apa itu psikologi forensik?


Viral Fenomena Self Harm, Ini yang Perlu Dilakukan Orang Tua

15 Maret 2023

ilustrasi luka (pixabay.com)
Viral Fenomena Self Harm, Ini yang Perlu Dilakukan Orang Tua

Orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar perlu menciptakan lingkungan kondusif bagi perkembangan jiwa anak untuk mencegahnya melakukan self harm.


Gangguan Melamun Maladaptif, Bagaimana Gejala dan Kiat Mengatasinya?

3 Maret 2023

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Gangguan Melamun Maladaptif, Bagaimana Gejala dan Kiat Mengatasinya?

Melamun secara intens dan berlarut-larut upaya tidak sehat yang dilakukan seseorang untuk mengatasi atau menyesuaikan diri dengan masalah.


Angka Aborsi di Rusia Turun

2 Februari 2023

Ilustrasi aborsi. Chip Somodevilla/Getty Images
Angka Aborsi di Rusia Turun

Menteri Kesehatan Rusia mengumumkan angka aborsi di Rusia turun secara signifikan dalam satu dekade terakhir karena ada layanan konseling


Beda Frustrasi dan Putus Asa dalam Psikologi, Pledoi Ferdy Sambo yang Mana?

28 Januari 2023

Ferdy Sambo tampak tertunduk setelah menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir Yosua dengan agenda pembacaan tuntutan, di PN Jakarta Selatan, Selasa, 17 Januari 2023. Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut Ferdy Sambo dengan hukuman penjara seumur hidup. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Beda Frustrasi dan Putus Asa dalam Psikologi, Pledoi Ferdy Sambo yang Mana?

Ferdy Sambo dalam pleidoinya sempat merasa frustrasi karena banyaknya tekanan dan olok-olok dari berbagai pihak. Apa beda frustasi dengan putus asa?


Tak Melulu Buruk, Inilah Keuntungan Menjadi Orang Egois

18 Januari 2023

Ilustrasi lelaki egois. shutterstock.com
Tak Melulu Buruk, Inilah Keuntungan Menjadi Orang Egois

Ada sisi positif di balik menjadi orang egois dalam menjalani hidup bermasyarakat. Apa itu?