TEMPO.CO, Jakarta - Iis Dahlia menceritakan bagaimana dia membangun karier sebagai penyanyi dangdut dari nol. Iis Dahlia mengatakan dia nekat bekerja sebagai penyanyi meski tak mendapat restu ayahnya, H. Muhammad Makmuri Zen, yang merupakan seorang pemuka agama di Indramayu. Baca: Doktrin Iis Dahlia agar Anaknya Jauh dari Narkoba
"Beliau khawatir kalau anaknya menjadi artis akan lupa salat. Saya buktikan kepada Papi, saya bisa jadi penyanyi tanpa lupa ibadah," kata Iis Dahlia, 45 tahun, di Kemang, Jakarta Selatan. "Mudah-mudahan, Papi di surga melihat apa yang saya cita-citakan tercapai. Bisa bertahan selama 30 tahun di industri musik."
Iis mengatakan, awalnya ayahnya membiarkan Iis Dahlia menjadi penyanyi. Namun pada 1987, saat Iis mengenyam pendidikan SMP Jakarta, dia ditipu oleh produser abal-abal. Ayah Iis tak terima dan memintanya berhenti bermimpi menjadi penyanyi.
Ketika duduk di SMA, ayah meminta Iis Dahlia pulang ke Indramayu karena ada laki-laki yang siap melamar. Iis menurut. Dia pulang dan menerima lamaran itu. Tapi pada malam harinya Iis Dahlia kabur dari rumah. Dia menyusuri jalanan di Desa Bongas yang belum diaspal dalam kondisi hujan deras. Baca juga: Iis Dahlia Suka Kalap Kalau Ngumpul: Aduh Cyin, Yummy Banget
“Malam itu saya hanya membawa kantong plastik berisi baju dan uang. Berjam-jam kemudian saya tiba di jalan besar, mencari bus jurusan Jakarta," ujar Iis Dahlia. Sesampainya di Ibu Kota, Iis Dahlia mengontrak rumah di kawasan Slipi, Jakarta Barat.
Untuk memenuhi kebutuhannya, Iis Dahlia mencari pekerjaan sambilan sebagai guru senam menggantikan pelatih utama jika berhalangan hadir. "Saya dibayar Rp 150 ribu. Lumayan untuk zaman itu,” ujar Iis Dahlia. Sambil bekerja, Iis Dahlia melanjutkan sekolah seraya mengirim contoh suara ke sejumlah produser.
Ayah Iis Dahlia marah karena putrinya kabur dari rumah. Iis mengatakan ayahnya menolak menengoknya di Jakarta. Namun pada satu waktu, ayah Iis Dahlia datang ke kontrakannya. Sayang, pedangdut kelahiran 29 Mei itu sedang bekerja.
“Tetangga bilang, 'Tadi ayahmu ke sini tapi tidak masuk ke rumah, lalu balik ke kampung'. Papi meninggal tahun 1994 karena komplikasi darah tinggi dan diabetes. Saat itu, saya mulai dikenal lewat hit 'Tamu Tak Diundang' tapi belum sesukses sekarang,” aku Iis Dahlia.
Satu-satunya penyesalan Iis Dahlia, yakni tidak segera mengabulkan permintaan ayah. Ketika ayahnya datang ke rumah dan minta bantuan untuk membeli kaca jendela rumah, Iis mengatakan, "Nanti dulu, ya Papi." Mendengar jawaban itu, Iis Dahlia menduga ayahnya kecewa. "Saya menyesal dan tidak mau penyesalan datang dua kali,” ujar Iis Dahlia. Artikel lainnya: Iis Dahlia Tak Ingin Putrinya Eksis di Infotainment