TEMPO.CO, Jakarta - Menjadi korban perselingkuhan pasti menyakitkan buat siapa saja. Namun tak sedikit orang yang membiarkan perselingkuhan terjadi di depan matanya. Kok, bisa? Apakah tidak ada tanda - tandanya hingga perselingkuhan yang terjadi dekat begitu dekat bisa tidak terdeteksi?
Konselor dan terapis dari Biro Konsultasi Psikologi Westaria, Anggia Chrisanti mengatakan perselingkuhan bisa terjadi di mana saja, misalnya lingkungan pertemanan, tempat tinggal, atau pekerjaan. "Sangat mungkin perselingkuhan terjadi begitu dekat namun tidak disadari," ujar Anggia Chrisanti.
Lantas, kenapa korban perselingkuhan tak juga menyadari kalau pasangannya punya idaman lain? Anggia menjelaskan tiga faktor penyebabnya, berikut ini:
1. Inner child
Selalu kembali kepada masalah inner child seseorang. Salah satunya inner child anak broken home yang sangat tersakiti dengan perceraian ayah ibunya yang tidak baik - baik. Alam bawah sadar anak tersebut menggerakkan diri untuk selalu positif dalam menjalani kehidupan. Meski jelas ada unsur negatif karena merasa takut pengalaman buruk akan menimpa keluarga yang dibangunnya sekarang.
Contoh, suami sering pulang hingga larut malam bahkan menjelang pagi dengan alasan tugas ke luar kota yang sesungguhnya tidak masuk akal. Sementara istri menemukan bon atau nota pembelian barang - barang di luar kewajaran, sering kontak dengan salah satu teman atau rekan kerja perempuan yang tidak sepatutnya. Bagi orang lain, tanda tersebut sudah jelas mengarah kepada dugaan perselingkuhan. Meski begitu, istri tetap percaya dan berpikir positif, sampai harus meyakinkan diri kalau suaminya benar-benar bekerja dan semua baik-baik saja.
Anggia menjelaskan inner child membuat mental block sehingga proses berpikir menjadi tidak objektif. Untuk menghindari konfrontasi apalagi perceraian yang menjadi pengalaman buruk saat kecil, istri memilih tidak membicarakan kecurigaannya itu kepada suami.
2. Polos
Orang tipe ini memiliki bakat terlalu percaya. Cenderung positif yang orang awam bilang "polos". Baginya, prinsip semua orang itu baik, tergantung sudut pandang orang yang bersangkutan. Jika dia tidak pernah sedikit pun selingkuh atau cheating, dia yakin pasangannya pun tidak. Dia amat percaya pada hukum sebab akibat: semua sebab yang baik akan mengakibatkan hal baik juga.
3. Kurang awas
Kesibukan pekerjaan, mengurus rumah, anak, atau urusan lain membuat seseorang kurang perhatian kepada pasangannya. Fokusnya terbagi untuk sesuatu yang menurutnya lebih penting untuk diperhatikan.
Menurut Anggia, kondisi ini berbahaya karena biasanya pasangan yang berselingkuh awalnya tidak sengaja atau merasa diberi kesempatan. Jika perhatian dari pasangan terus berkurang, bukan mustahil perselingkuhan kian berlanjut karena tidak ada peringatan dari pasangan. Apalagi jika dianggap pasangannya ini terlalu "sibuk sendiri", semakin asyiklah dia selingkuh.
Berita lainnya:
Kiat Mengatasi Sedih karena Putus Cinta
Kepala Cenderung Mengarah ke Kanan saat Berciuman, Alasannya?
Song Joong Ki Kian Sayang Song Hye Kyo karena Prinsip Nasionalisme