TEMPO.CO, Jakarta - Kelenjar tiroid sering juga disebut sebagai kelenjar gondok. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin terbesar pada tubuh dan penghasil hormon tiroksin dan triodotironin. Fungsinya, meningkatkan metabolisme tubuh, mengatur metabolisme zat gizi, membantu pertumbuhan tulang dan saraf, serta membantu menghasilkan panas. Baca: 5 Makanan yang Menyehatkan Tiroid
Tiroid juga menjadi bagian tubuh yang memiliki banyak masalah, seperti hipertirodisme atau kelebihan hormon tiroid, hipotiroidisme atau kekurangan hormon tiroid, dan juga kanker. Khusus mengenai kanker, banyak orang yang tidak menyangka karena tidak memiliki gejala pada awalnya. Pertumbuhannya pun lambat.
Ada juga yang mengira benjolan pada tiroid itu kanker. Dan kasus benjolan ini banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Bila dilakukan general check up dengan ultrasonografi atau USG, diperkiarkan 50 persen populasi memiliki benjolan pada kelenjar tiroid.
“Untungnya, hanya sekitar 1-5 persen dari benjolan tersebut yang sifatnya ganas atau kanker. Benjolan di dalam tiroid dapat merupakan benda padat atau berisi cairan dan berdasarkan fungsinya bisa normal, hiper, maupun hipotiroid,” kata pakar endokrin Dr. Dante Saksono Herbuwono SpPD, K-EMD, PhD. Berita terkait tiroid: Singkirkan Barang-barang ini atau Kelenjar Tiroid Anda Rusak
Meski kerap tak menimbulkan gejala khusus, ada juga beberapa penderita kanker tiroid yang mengalami sakit tenggorokan, susah menelan, suara serak, rasa sakit di leher, atau sesak napas. Pada beberapa pasien juga disertai pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher dan biasanya tidak nyeri.
“Kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi terserang kanker tiroid adalah yang memiliki riwayat kanker tiroid di keluarga, faktor genetik, riwayat paparan radioaktif di aerah leher, dan merokok,” Dante. Kanker tiroid juga tiga kali lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding laki-laki, terutama pada usia 40-50an, sedangkan pada laki-laki lebih tua.
Menurut Dante, untuk mendeteksi kanker tiroid bisa dilakukan dengan cara mengetahui adakah benjolan di kelenjar tiroid. Jika ukuran benjolan cukup besar biasanya langsung terlihat di leher atau bisa diketahui dengan cara meraba di depan cermin. “Biasanya benjolan yang berasal dari tiroid ikut bergerak pada saat menelan,” katanya.
USG tiroid adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan jika mencurigai adanya benjolan di tiroid. Dari gambaran USG dapat dilihat karakteristik benjolan apakah cenderung jinak atau ganas. Baca juga: Hidung Pesek, Salah Satu Ciri Si Kecil Kurang Hormon Tiroid
Pemeriksaan lain yang juga bisa membantu mendiagnosis kanker tiroid adalah biopsi aspirasi jarum halus. Tindakan ini relatif mudah dilakukan, dapat dengan atau tanpa panduan USG. Hasilnya akan didapat sel kelenjar tiroid dan dari pemeriksaan laboratorium juga bisa diketahui sel tersebut bersifat jinak atau ganas. Terapi yang utama pada kanker tiroid adalah operasi pengangkatan seluruh kelenjar tiroid.
“Kanker tiroid termasuk bisa disembuhkan dengan angka kekambuhan relatif kecil. Terapi dengan operasi pengangkatan seluruh kelenjar tiroid, supresi dengan hormon tiroksin, dan bila diperlukan terapi ablasi yodium radioaktif,” kata Dante. Pada sebagian besar pasien diperoleh angka harapan hidup 5 atau bahkan 10 tahun mencapai 100 persen.
Sebab itu, masyarakat diharapkan tidak terlalu khawatir. Yang penting adalah deteksi dini, secepatnya berkonsultasi ke dokter jika menemukan adanya benjolan di tiroid, dan patuh terhadap proses penyembuhan yang dianjurkan oleh dokter jika memang terdiagnosis kanker tiroid. Artikel terkait: Rachel Amanda Kena Kanker Tiroid, Jantung Berdebar dan Leher Bengkak
PIPIT