TEMPO.CO, Jakarta - Stroke dapat menyerang kaum muda. Tekanan darah yang sangat tinggi tiba-tiba mengalami kesemutan di kaki dan tangan serta muntah-muntah merupakan pertanda stroke. Baca: Ilmuwan: Bermain Musik Adalah Obat Stroke Paling Sederhana
Dokter spesialis saraf Salim Harris menyatakan tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko pertama stroke. Disusul diabetes melitus, merokok, homosistein (adanya asam amino yang mengandung sulfur di dalam darah), minum minuman beralkohol, dan penggunaan narkoba.
"Semua orang yang memiliki tekanan darah tinggi harus minum obat secara teratur," kata Salim kepada Tempo di Departemen Neurologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Soalnya, kata dia, ukuran tekanan darah seseorang berubah-ubah bergantung pada kondisi. "Lagi senang, sedih, marah itu berbeda tekanan darahnya. Kalau sekarang sedang 200 (sistolik), kemudian tiba-tiba marah menjadi 240, apa tidak pecah?"
Dia menjelaskan, penyakit stroke dibagi atas dua jenis. Pertama, stroke akibat sumbatan; dan kedua, stroke akibat perdarahan otak. "Jumlah penderita stroke karena perdarahan otak meningkat saat ini," tuturnya. Baca juga: Pelajari Racun Laba-laba Malah Temukan Obat Stroke Masa Depan
Ketua Kelompok Studi Stroke Indonesia ini mengatakan unit pelayanan primer, seperti Puskesmas, perlu menyadarkan masyarakat agar memperhatikan tekanan darahnya. Sebab, tekanan darah manusia tidak ada yang konstan di posisi 120/80 mmHg.
Selain itu, ia menyarankan agar seseorang yang mempunyai riwayat genetik hipertensi dan kencing manis rutin memeriksakan kesehatan sedari dini. Walaupun berdasarkan literatur kedokteran rata-rata penderita stroke berusia 50-60 tahun, tidak mustahil penyakit itu datang lebih awal. "Ada yang terserang di usia 24 tahun," katanya.
Dari 5.411 pasien stroke di 18 rumah sakit yang diteliti Salim pada 2012-2014, diketahui bahwa 64 persen kasus terjadi karena sumbatan dan 36 persen karena perdarahan. Jumlah stroke karena perdarahan ini naik dari tahun-tahun sebelumnya sebesar 25 persen. "Dari jumlah tersebut, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan yang belum menopause," ucap Ketua Divisi Stroke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM ini. Berita terkait: Hindari Stroke, Para Pria Sebaiknya Perbanyak Makan Tomat
Menurut Salim, otak hanya bisa berdarah karena dorongan yang kencang. Dan pemicu dari dorongan itu adalah tekanan darah. "Kalau tekanan darah tidak dikontrol, pembuluh darah akan membuat kantong-kantong kecil. Seperti meniup balon, ada bagian-bagian yang tipis. Pecahnya di situ."
Adapun berdasarkan literatur internasional kedokteran, kata dokter spesialis saraf Sukono Djojoatmodjo, stroke dengan jenis perdarahan diperkirakan 80 persen, sedangkan sumbatan 20 persen. Ia menyarankan perlunya edukasi kepada masyarakat supaya mengelakkan faktor risiko stroke.
Salim menyayangkan tidak tersedianya peralatan computed tomography scan (CT scan) di sejumlah rumah sakit daerah di kabupaten. Padahal salah satu syarat untuk pengobatan stroke karena sumbatan adalah pencitraan otak. Keberadaan peralatan ini menentukan kecepatan dokter menangani pasien di daerah. "Kalau mengobatinya ke Jakarta, ya enggak cukup waktunya," kata dokter yang kerap memberikan pelatihan kepada dokter dan suster di sejumlah daerah ini. Artikel lainnya: Bukti Ilmiah, Cuci Otak Mampu Mengatasi Stroke
MARTHA WARTA SILABAN