TEMPO.CO, Jakarta - Bach Flower Remedies, sistem penyembuhan emosi dari energi bunga, bisa jadi terapi pilihan untuk menyeimbangkan emosi anak berkebutuhan khusus termasuk autis.
Alva Paramitha, salah satu dari sembilan praktisi Bach Flower Remedies di Indonesia, menjelaskan bunga memiliki sumber energi yang paling tinggi di antara makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, bunga bisa memberi asupan energi untuk manusia.
Ada 38 jenis bunga yang dipakai untuk Bach Flower, semuanya tumbuh di Inggris. Setiap bunga bisa menyeimbangkan emosi yang berbeda, mulai dari rasa cemas, galau, kepercayaan diri hingga fokus. Setiap botol mengandung maksimal tujuh macam bunga. (baca :Heboh Bullying: Pelaku Emosional, Bagaimana Karakter Korban?)
"Bach Flower itu seperti teknik penyembuhan open layer, kupas bawang. Manusia punya emosi bertumpuk-tumpuk, yang diprioritaskan adalah emosi yang paling ingin diseimbangkan," kata Alva usai talkshow autisme di Jakarta, pekan lalu.
Pada kasus akut, ada juga praktisi yang memasukkan 10 bunga sekaligus dalam satu botol.
Alva yang juga memiliki klien bipolar dan skizofrenia itu menjelaskan cara pembuatan sari bunga tidaklah rumit.
"Cuma spring water, ditaruh di mangkuk kristal. Gunting kelopak bunga agar jatuh ke mangkuk, lalu jemur, kemudian airnya disuling."
Bila sedang musim gugur dan musim dingin di mana matahari tidak bersinar terik, air berisi kelopak bunga itu akan direbus, baru kemudian disuling dan dimasukkan ke dalam botol. Brandy atau cuka apel ditambahkan ke dalam botol sebagai zat pengawet alami.(baca :Dampak Bullying Bukan Sesaat, Efeknya Depresi Tak Berujung)
Dalam setiap konsultasi, biasanya Alva akan memberikan sari bunga dalam botol 30 ml. Sari bunga itu bisa dikonsumsi selama tiga pekan, cukup teteskan ke air minum atau makanan.
"Tidak cuma air mineral, boleh apa saja, susu juga bisa," kata Alva yang mendapat sertifikasi untuk jadi praktisi Bach Flower di Inggris.
ANTARA