TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu fase tersulit dalam hidup yang pernah kita rasakan adalah mencari pekerjaan. Kita berhadapan pada harapan dan penantian akan mendapat pekerjaan, yang terkadang memakan waktu hingga berbulan-bulan. Apa yang kala itu Anda rasakan?
Frustrasi memikirkan mengapa belum ada panggilan kerja dari perusahaan? Atau membayangkan apakah pekerjaan yang didapat nantinya sesuai harapan? Pemikiran semacam itu wajar. Namun, terlalu memikirkannya bisa membuat Anda tertekan. Jika hal ini membebani pikiran, apa yang harus kita lakukan?
Mayoritas para pencari kerja ialah mereka yang tengah mengalami masa transisi. Misalnya, seseorang yang baru menyelesaikan pendidikan lalu mencari lowongan kerja. Pada fase ini, pencari kerja mudah terkejut, mencoba beradaptasi sebisanya, dan rentan frustrasi. Direktur Eksekutif dari The Career Center Universitas Vanderbilt, AS, Katharine Brooks, Ed. D., mengatakan ada beberapa alasan mengapa sebagian orang benci mencari pekerjaan.
“Alasan pertama, (pada fase mencari kerja) otak kita merasa tidak bisa memegang kendali. Otak manusia suka mengendalikan atau memegang kendali sedangkan ketika mencari pekerjaan, banyak ketidakpastian yang muncul seperti kapan lamaran akan diterima? Apakah ada orang lain yang lebih baik yang ikut melamar juga? Begitu banyak hal di luar kendali Anda,” ujar Katharine.