TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemimpin seringkali merasa kesepian. Agar tak merasa sepi seorang pemimpin harus dapat mengembangkan timnya.
Kubik Leadership, institusi pengembangan SDM yang saya pimpin, pernah punya client yang unik. Para kepala divisinya banyak yang menghindar menjadi direksi dan para managernya enggan naik jabatan menjadi General Manager (GM). Salah satu alasannya adalah “menjadi pemimpin itu kesepian.” Ya, memang faktanya ada beberapa CEO yang curhat ke saya “sekarang saya sering kesepian.”
Saya punya hipotesis “apabila seorang pemimpin merasa sering kesepian saat memimpin maka pasti ada yang salah dalam kepemimpinannya.” Salah satu kesalahan utamanya adalah ia menggunakan filosofi “katak melompat” untuk meraih dan mempertahankan jabatannya. Tahu kan filosofi “katak melompat?” Sikut kanan, sikut kiri, injak bawahan, jilat atasan. Ketahuilah, untuk sampai puncak Anda perlu bantuan orang lain. Dan orang-orang yang tulus akan suka rela membantu apabila Anda mencampakkan filosofi ini.
Selain itu, agar Anda tidak kesepian saat menjadi pemimpin, Anda perlu memulai dengan mengembangkan anggota tim. Saya penganut pemahaman “pemimpin yang asyik itu jika anggota timnya tetap semangat bekerja dan bekerja sama baiknya dengan penuh suka cita meski pemimpinnya sedang jalan-jalan.” Kondisi ini tidak akan terjadi apabila sang pemimpin tidak pernah mengembangkan anggota timnya.
Mengembangkan tim bukan hanya melalui training, coaching dan mentoring tetapi juga melalui penugasan-penugasan yang menantang, mengajak mereka diskusi dan melibatkan mereka dalam acara-acara yang mereka harapkan. Tanamkan di pikiran Anda bahwa mereka orang penting bagi Anda. Jangan lupa, ajak mereka mengobrol dan menjalani kehidupan layaknya sahabat yang akrab.
Camkan baik-baik, apabila saat menjadi pemimpin Anda mampu mewujudkan visi bisnis Anda sendirian itu pertanda visi Anda terlalu rendah. Atau dengan kata lain, apabila Anda mampu mewujudkan visi Anda sendirian itu pertanda Anda belum banyak berbuat, bahkan bisa saya katakan “Anda belum melakukan pekerjaan yang layak, bayaran bagi Anda terlalu tinggi untuk apa yang Anda kerjakan saat ini.”
Menjadi pemimpin adalah kesempatan untuk melakukan hal-hal yang besar dan menantang sekaligus mengumpulkan bekal pulang ke kampung akherat. Menjadi pemimpin itu amanah sekaligus bisa bernilai ibadah dengan imbalan dan ganjaran yang berlimpah. Itu semua tentu bisa tercapai apabila Anda tidak menjadi pemimpin yang kesepian.
Berita lainnya:
Cara Unik Asrofi Mencari Pekerjaan di Jembatan Penyeberangan
Mau Kreatif? Jalan Kaki 5 Menit Saja
Kate Middleton Sebut Panggilan Kocak George ke Ratu Elizabeth