TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri merasa diteror, beberapa waktu lalu. Telepon selulernya bolak-balik menerima pesan WhatsApp dan panggilan masuk dari seseorang yang tidak dia kenal. Orang itu menuntut Kementerian Tenaga Kerja menindak perusahaan tempatnya bekerja yang secara sepihak memotong gaji bulanannya.
Karena masih sibuk dengan berbagai urusan, Hanif Dhakiri tidak mengindahkan pengaduan itu. Perhatian politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini baru terbetot saat si pengirim pesan melayangkan foto struk gajinya yang dipotong dari Rp 90-an juta menjadi “hanya” Rp 69 juta per bulan.
Baca Juga:
Sontak, Hanif Dhakiri, 45 tahun, menelpon balik dengan nada sewot. “Bapak seharusnya bersyukur. Sudah dikurangi saja, gaji Anda masih besar,” katanya, mengulang perbincangan itu, Rabu pekan lalu. “Gaji saya saja Rp 19 juta.” Baca: Menteri Hanif Sebut Perlindungan Pekerja Kapal Masih Buruk
Menurut Hanif Dhakiri, sebagai Menteri Tenaga Kerja, dia memilih berkonsentrasi membantu pekerja dengan bayaran di bawah upah minimum. “Saya yakin dia punya kapasitas untuk menangani sendiri masalahnya. Lah wong gajinya buesar banget,” ujarnya. Bisa jadi, kaget karena ditelepon menteri, si pengirim pesan tak mengganggu lagi. Teror pun tersudahi.
Hanif Dhakiri memang dikenal kerap membagikan nomor telepon selulernya saat kunjungan kerja. Walhasil, berbagai macam pesan mampir ke teleponnya. Dari permintaan bantuan untuk keluarga yang terkena sakit keras sampai minta sumbangan untuk renovasi rumah rusak. Rata-rata mereka memang kalangan papa yang butuh uluran tangan pemerintah.
Hanif Dhakiri biasanya menghubungkan setiap permintaan ke instansi terkait, misalnya Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial. Seumur-umur belum pernah ada orang berpunya yang meneror minta bantuan. “Baru sekarang nemu orang kayak itu,” katanya geli. Baca juga: Menteri Hanif Minta Hari Buruh Jadi Daya Tarik Pariwisata
REZA MAULANA
Berita karier lainnya:
9 Alasan yang Bikin Kamu Tak Kunjung Jadi Orang Kaya
Sering Merasa Sebal di Kantor, Identifikasi 9 Penyebabnya