TEMPO.CO, Jakarta - Jetlag akibat penerbangan jarak jauh dan pekerjaan shifting reguler dapat diatasi dengan mengubah waktu makan. Tubuh terasa lesu akibat jam tubuh internal sulit untuk segera menyesuaikan diri dengan zona waktu yang baru.
Sebuah studi baru dipimpin oleh Jonathan Johnston dari Universitas Surrey menemukan bahwa mengubah waktu makan dan menunda makan bisa membantu mensinkronkan ulang jam tubuh. Caranya dengan menunda perubahan kadar gula darah sepanjang hari. Ini adalah alternatif alami tanpa menggunakan obat-obatan untuk mengurangi gejala jetlag.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology ini meneliti dampak perubahan waktu makan pada jam tubuh dan ritme sirkadian dari 10 peserta. Peserta diberi makan 3 kali sehari pada waktu yang berbeda selama 2 tahap.
Tahap pertama, peserta diminta sarapan pagi 30 menit setelah bangun tidur, sedangkan tahap kedua peserta diberi sarapan pagi 5 jam setelah bangun tidur. Selanjutnya, peserta boleh makan siang dan makan malam setelah interval 5 jam untuk setiap tahap.
Ritme sirkadian peserta dipantau melalui sampel darah dan lemak setelah tahap satu dan dua. Hasilnya menunda waktu makan bisa menjadi obat bagi penderita jetlag, dan bahkan pekerja shift malam.
Dikutip dari Mail Online, Johnston mengatakan jetlag dan pekerjaan shifting reguler memiliki efek buruk pada tubuh, termasuk gangguan metabolik. "Mengubah waktu makan dapat mengatur ulang jam tubuh untuk mengatur metabolisme gula dengan cara bebas obat. Ini akan membantu tubuh untuk merancang rezim makan yang baik untuk mengurangi risiko berkembangnya masalah kesehatan lain seperti obesitas dan penyakit kardiovaskular pada orang yang irama sirkadian yang terganggu."
Berita lainnya:
Tip Mudah Atasi Jetlag
Nanas, Gudang Vitamin C Sahabat Kesehatan
Resep Olahan Kentang untuk Turunkan Berat Badan