TEMPO.CO, Jakarta - Di era yang serba digital, banyak orang menganggap segala sesuatu jadi lebih mudah, termasuk soal belajar dan mengajar. Banyak perkuliahan atau kursus yang diberikan secara daring dan siswa tak perlu datang ke kelas, cukup lewat internet atau video.
Namun pandangan kebanyakan orang itu tidak sepenuhnya tepat. Dalam belajar bahasa, tetap diperlukan tatap muka dan interaksi langsung agar proses belajar mengajar lebih efektif.
Karena itulah British Council Indonesia Foundation tetap membuka kelas dengan metode belajar tatap muka atau face to face sebagai cara paling efektif untuk belajar bahasa asing bagi para professional dan mahasiswa. Lembaga yang merupakan bagian dari British Council Holdings itu menyediakan kursus bahasa Inggris berkualitas dengan 100 persen kelas tatap muka.
Menurut psikolog Ayoe Sutomo, dalam proses penyempaian pesan yang terpenting adalah 3 V, yakni verbal, vokal, dan visual. Kata-kata berperan 7 persen saja, intonasi 38 persen, dan bahasa tubuh 55 persen.“Dengan belajar secara tatap muka ada interaksi biar tidak bosan dan semua indera terstimulasi. Banyak istilah dan pengucapan yang melibatkan gerak tubuh dan intonasi, serta melibatkan aspek emosi,” ujar Ayoe di British Council myClass Teaching Center di Jakarta.
Belajar secara daring memang ada intonasi dan interaksi, tapi sering ada gangguan jaringan. Padahal orang menganggap belajar secara digital lebih efisien. “Sebenarnya tidak ada metode belajar yang buruk, namun metode tatap muka akan memberikan hasil yang paling baik untuk pengalaman belajar,” katanya.
Pembelajaran tatap muka lebih efektif karena belajar tidak hanya tentang transfer pengetahuan tapi juga nteraksi antara guru dan murid dan murid yang memberikan nilai emosional. Ketika interaksi antara guru dan murid di kelas positif, murid akan mengasosiasikan pengalaman positif tersebut dengan pelajaran yang diberikan dan hasilnya materi pelajaran akan lebih mudah diserap.
Menurut psikolog lulusan Universitas Tarumanegara itu, saat belajar bahasa asing, ketika sedang berkomunikasi, 60 persen pesan yang diterima atau dimengerti adalah nonverbal yang diperoleh melalui visual yang dilihat dari pembicara lain, baik secara langsung maupun simbolis.“Sangat penting untuk dicatat bahwa dalam metode ini guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dan tegas sehingga materi dapat ditransfer secara efektif dan dapat mendorong murid-murid untuk berpartisipasi secara aktif di kelas,” ucapnya.
PIPIT
Berita lainnya:
Selain Lelah, Ada 10 Penyebab Mengantuk Saat Bekerja
Sleep Apnea, Satu Tandanya Mendengkur Keras, Simak Solusinya
Mantan Putri Indonesia Jualan Kosmetik, Untung Sampai 300 Persen