TEMPO.CO, Jakarta - Memberi Air Susu Ibu lewat botol menjadi pilihan yang umum dilakukan banyak ibu bekerja. Cara ini memang paling praktis untuk dilakukan dan tidak terlalu merepotkan pengasuh anak di rumah.
Seperti dilansir Pop Sugar, para konsultan ASI menganjurkan pemberian ASI lewat botol paling tidak setelah bayi berusia tiga minggu. Namun pada kenyataannya, pemberian ASI lewat botol sering terjadi lebih awal karena satu dan berbagai alasan, terutama dilakukan para ibu bekerja yang biasanya mempercepat pemberian ASI lewat botol dengan tujuan pembiasaan agar bayi terbiasa kelak ketika ditinggal bekerja.
Akan tetapi, pemberian botol susu lebih awal atau sebelum anak terlalu mengenal bentuk payudara ibu berisiko menyebabkan bayi mengalami bingung puting. Pada kasus bingung puting, bayi akan telanjur menyukai pemberian ASI lewat botol susu dan enggan kembali menyusu lewat payudara ibu langsung. Jika ini terjadi tentu amat disayangkan, karena bayi akan kekurangan ikatan yang ekslusif dengan ibu.
Agar tidak sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, ibu bekerja bisa tetap memaksimalkan diri memberi yang terbaik untuk si kecil dengan cara memilih botol susu yang sealami mungkin, yang paling mirip dengan payudara ibu. Seperti diketahui, saat ini semakin menjadi tren botol susu yang bentuknya mirip payudara. Ciri-ciri utamanya adalah botol dengan leher yang lebar.
Beberapa merek botol susu seperti Baby Brezza 2 Piece Bottle, Mimijumi, Yoomi, Tommee Tippee Closer to Nature Bottles, atau Philips Avent Natural Bottle yang seri teranyarnya baru saja diluncurkan di Indonesia, dikutip dari Pop Sugar, bahkan menghadirkan botol susu yang tidak hanya mirip payudara dari segi bentuk, melainkan juga mirip dari segi tekstur, pergerakan dot ketika diisap bayi, aliran air susu yang keluar, sehingga perasaan mirip menyusu langsung dari payudara.
Artikel lain:
12 Hal Pemicu Kanker, dari Penyegar Udara sampai Pasta Gigi
Badan Bengkak, Cek Apakah karena Retensi Air
Hirsutisme Ditakuti Remaja Putri, Apa Itu?