TEMPO.CO, Jakarta - Putus cinta menyebabkan patah hati. Dampak patah hati ternyata berbahaya bagi kesehatan, terutama jantung.
Dilansir dari Time, sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa orang-orang yang mengalami patah hati karena ditinggal orang terdekat akan berpotensi besar terkena fibrilasi atrium atau ritme detak jantung yang tak beraturan.
Ternyata peluang itu tidak hanya dialami orang dewasa, namun juga remaja. Sebagian besar gejala yang dialami adalah pusing, nyeri di bagian dada, dan kesulitan bernapas.
Perlu diketahui, fibrilasi atrium juga menjadi salah satu penyebab seseorang terserang stroke. Hal itu terjadi karena adanya penggumpalan darah yang menyebabkan aliran darah tersumbat saat melewati jantung.
Sampai saat ini belum ditemukan obat penyembuhnya. Namun kardiolog dari NYU Langone Medical Centre di Amerika Serikat, Harmony Reynolds, menjelaskan, ada cara mengurangi risiko dari patah hati, yaitu dengan melakukan beberapa latihan seperti yoga dan meditasi.
“Kita mungkin tidak akan bisa mengatasi rasa tertekan atau kehilangan dalam kehidupan kita. Namun ada banyak cara yang dapat Anda lakukan untuk mengubah efeknya di tubuh," ujarnya.
"Beberapa hal ini bisa Anda lakukan untuk meningkatkan sistem aktivitas parasympathetic nervous dengan berolahraga, meditasi, dan yoga. Aktivitas olahraga memiliki manfaat bagi kesehatan. Jadi kegiatan ini sangat mudah direkomendasikan walau saya tidak bisa memastikan berapa besar dampaknya pada tubuh,” ucapnya.
Artikel lain:
Kanker Rahim Juga Mengancam Perempuan, Gejalanya Kembung
Berapa Banyak Keringat Keluar? Mengapa Harus Dihitung?
Liburan Sebentar Lagi, Simak 4 Kunci Agar Tubuh Tetap Langsing