TEMPO.CO, Jakarta -Dehidrasi adalah salah satu akibat yang muncul gara-gara keringat dan cairan yang keluar tersebut tak segera tergantikan lagi. Penggantian jumlah cairan karena keringat ini seringkali tak disadari banyak orang. Tahu-tahu, penderita tiba-tiba pusing atau mual, dan sebagainya gejala dehidrasi.
Berkeringat sendiri sebetulnya adalah hal yang wajar dan merupakan bagian dari fungsi tubuh. Salah satu fungsi keringat adalah melepaskan cairan garam yang dilepas oleh kelenjar keringat dan tugasnya untuk menyejukkan tubuh.
Untuk menghindari dehidrasi, pelari maraton, triatlon, dan atlet-atlet lain selalu memperhatikan jumlah keringat yang keluar sehingga mereka tahu harus minum berapa banyak. Berikut cara untuk mengukur jumlah keringat yang keluar:
1. Timbang badan, tanpa busana.
2. Lakukan aktivitas fisik yang intensif selama satu jam, misalnya, lari. Lebih bagus lagi dengan cuaca panas atau lembab.
3. Kemudian timbang badan lagi dalam keadaan telanjang.
Jumlah berat badan yang berkurang adalah rata-rata keringat yang terbuang. Biasanya bila berat turun 0,45 kilogram maka keringat yang terbuang 0,47 liter. Angka itu juga menjadi penunjuk berapa liter air yang sebaiknya diminum untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
“Angka rata-rata ini bervariasi, tergantung dari intensitas kegiatan, kelembapan, gula darah, dan faktor-faktor lain,” ujar Dr. Robert Sallis dari Pusat Medis Kaiser Permanente Fontana di Amerika Serikat kepada Live Science.
Kurangnya keringat yang keluar dalam cuaca panas bisa menjadi penunjuk ada masalah kesehatan pada orang tersebut. Salah satunya adalah heat stroke, atau masalah akibat terlalu lama terpapar temperatur tinggi.
Pada orang muda, masalah ini terjadi akibat terlalu lama berolahraga atau beraktivitas di luar ruangan dan tidak cukup minum. Pada orang yang lebih tua, penyebabnya bisa jadi masalah kesehatan atau obat-obatan. Cuaca panas dan lembab membuat proses pendinginan tubuh melalui menguapnya keringat tidak efektif.
Ada beberapa penyebab lain yang membuat seseorang sulit berkeringat, misalnya kerusakan saraf. Kondisi yang bisa menyebabkan kerusakan ini adalah diabetes, alkoholik, penyakit Parkinson, atau kerusakan langsung pada kulit. Kadang-kadang, penyakit kulit seperti psoriasis atau biang keringat juga bisa mempengaruhi fungsi kelenjar keringat.
Sementara itu, orang yang selalu berkeringat padahal udara tidak panas dan tidak beraktivitas fisik bisa jadi penyebabnya masalah pada sistem saraf simpatik, dengan penyebab seperti menyantap makanan pedas, gugup, tapi sering juga tanpa alasan jelas.
Ada juga kondisi di mana kelenjar keringat terlalu aktif sehingga keringat selalu membasahi ketiak, telapak tangan, tumit, dan wajah. Bila banyaknya keringat yang keluar disertai sakit di dada, pusing, demam, mual, dan suhu tubuh di atas 40 derajat celcius, segera berkonsultasi ke dokter.
PIPIT
baca juga :
Farah Quinn Tak Lagi Umbar Keseksian, Kini Tampil Lebih Tertutup
Sawine , Pencuci Mulut Berempah dari Trinidad
Kehilangan Momen Tumbuh Kembang Anak, Begini Kata Andi Murray