TEMPO.CO, Jakarta - Melupakan mantan kekasih atau mantan suami bukanlah hal mudah. Bagaimanapun dia adalah orang yang pernah Anda sayangi dan merupakan orang terdekat dalam hidup Anda.
Namun, melupakan mantan setelah berpisah adalah hal yang harus dilakukan. Tujuannya, agar Anda bisa menjalani hidup ke depan tanpa harus mengingat rasa sakit hati atau kenangan pahit bersamanya.
Berikut adalah cara yang efektif untuk melupakan mantan, agar Anda tidak lagi merasa sakit hati atau kembali memikirkannya, seperti dilansir dari Wikihow:
1. Bersedihlah
Berusaha menekan pikiran hanya akan membuat perasaan emosional terhadap mantan jadi lebih kuat. Bahkan, Anda mungkin akan mulai memimpikan mantan jika tidak membiarkan diri mengalami semua emosi dan pikiran tersebut. Jika memang ingin menangis, maka menangislah. Anda akan merasa lebih baik setelah mengeluarkan semua emosi dalam tangisan ketimbang memendam perasaan selamanya.
2. Bicara dengan orang yang Anda percaya
Terkadang Anda hanya membutuhkan seseorang untuk mendengarkan. Berbicara dengan seseorang dapat membantu Anda menerima bahwa hubungan memang telah berakhir. Jika merasa tidak nyaman membicarakannya kepada keluarga atau teman, pertimbangkan untuk menemui terapis atau bergabung dengan forum grup pendukung di internet. Mungkin akan membantu jika Anda berpura-pura mengobrol dengan mantan tentang semua kesedihan yang Anda pendam. Ini memungkinkan Anda membicarakan semua perasaan tanpa benar-benar menciptakan kontak dengan mantan dan membantu Anda menerima kenyataan.
3. Buang amarah
Jika Anda terobsesi pada hal-hal menyakitkan yang dilakukan mantan pada Anda, Anda tidak akan pernah bisa melupakannya. Sebesar apa pun kemarahan yang dirasakan, Anda harus berhenti menimang-nimang pikiran negatif itu. Saat berusaha mengatasi pikiran yang terus saja kembali, Anda perlu menghadapinya dengan gagah karena itu akan membantu. Renungkan mengapa memikirkan hal itu, bagaimana pikiran tersebut mungkin menyimpang atau tidak benar, dan pengaruh negatif apa yang ditimbulkan pikiran itu sekarang. Semakin Anda mengakui adanya pikiran itu, semakin mudah melepaskannya.
4. Jujur kepada diri sendiri
Setelah perpisahan, sering kali orang tidak jujur kepada diri sendiri tentang keadaan atau alasan berakhirnya hubungan. Penting bagi Anda untuk mempertimbangkan baik-baik sebahagia apa Anda menjalani hubungan itu dan apa yang membuatnya berakhir. Dengan demikian, Anda dapat berhenti mengidealkan hubungan yang sebenarnya tidak indah. Sikap jujur juga membantu Anda mempertanyakan apa peran Anda dalam putusnya hubungan karena ini dapat membantu Anda membuang kemarahan.
5. Cari bantuan yang dibutuhkan
Putus cinta dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental, khususnya jika Anda masih memikirkan mantan beberapa bulan kemudian. Putus cinta telah diasosiasikan dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh dan meningkatnya risiko penyakit. Orang yang belum melupakan putus cinta dalam 16 minggu bahkan dapat mengalami perubahan fisik di otak yang mengurangi motivasi, konsentrasi, dan emosi. Sangat penting untuk mencari bantuan profesional sebelum kesehatan fisik mulai terganggu. Terapis dapat membantu dengan mendengarkan, mendorong Anda untuk menghadapi perasaan, dan mengajarkan cara baru untuk mengatasi rasa sakit.
6. Ingatkan diri untuk melepaskan semuanya
Ada berbagai teknik perilaku yang dapat dicoba untuk menghentikan pikiran obsesif tentang mantan. Semua teknik ini bergantung pada kemampuan Anda untuk mengakui bila suatu pikiran tentang mantan memasuki benak Anda dan mengambil tindakan tertentu untuk mencegahnya agar tidak kembali. Ingatlah bahwa teknik ini hanya boleh digunakan untuk pikiran obsesif. Jika Anda belum mengatasi perasaan dan membiarkan diri bersedih, Anda seharusnya tidak berusaha menekan pikiran.
Anda dapat mencoba memakai gelang karet di pergelangan tangan dan menggunakannya untuk menjentik tangan Anda setiap kali memikirkan mantan, atau menuliskan pikiran-pikiran tentang mantan pada selembar kertas lalu kemudian membuangnya.
Anda juga dapat mencoba latihan visualisasi yang mengharuskan Anda memvisualisasikan adegan spesifik setiap kali pikiran itu muncul. Misalnya, Anda dapat memikirkan tanda berhenti dalam upaya mengingatkan diri untuk berhenti melakukan apa yang sekarang Anda lakukan. Jika Anda konsisten, asosiasi pikiran tentang mantan dan keharusan berhenti akan tercipta secara otomatis.
Berita lainnya:
Gara-gara Anoreksia, Putri Victoria dari Swedia Bertemu Jodoh
Apa yang Harus Dirahasiakan? Simak Kata Raisa
Candu Gawai Bisa Bikin Depresi, Cek 6 Gejala Lainnya