TEMPO.CO, Jakarta -Selain mempersiapkan jasmani dan rohani, bulan Ramadan akan semakin lengkap jika kita juga menata rumah. Harapannya dengan rumah yang bersih dan rapih, ibadah puasa kita bersama keluarga berjalan khusyuk.
Desainer Interior Agam Riadi mengatakan, Ramadan merupakan bulan penuh ibadah sehingga penataan rumah harus sebisa mungkin dapat mendukung kegiatan tersebut. Misalnya mempersiapkan ruang khusus untuk salat. Biasanya saat Ramadan intensitas ibadah seseorang cenderung akan meningkat dibanding hari biasanya.
“Saat salat biasanya kita ada tradisi berjamaah. Apalagi kalau ada tamu penghuni bisa mengajaknya untuk salat berjamaah. Jadi disiapkan [penataan rumahnya itu sesuai] dengan nilai-nilai religi yang ada,” ujarnya.
Baca juga:
Selain salat berjamaah, umumnya masyarakat Indonesia biasa menggelar buka puasa bersama dengan keluarga atau mengajak kerabat-kerabatnya. Untuk itu penghuni rumah mesti juga menyediakan area khusus untuk berbuka puasa. Agam menyarankan area makan tersebut sebaiknya dibuat lesehan cukup dengan digelar karpet saja.
“Makan sambil duduk di bawah (lantai) sudah jadi kebiasaan masyarakat. Kalau bisa pada bulan puasa ini kita tampilkan budaya khas Indonesia,” ujarnya. Agar semakin memudahkan tradisi buka puasa sambil lesehan itu, furnitur-furniturnya sebaiknya yang praktis sehingga dapat diatur atau dipindahkan ketika hendak menggelar buka puasa bersama. Selain itu dia juga menganjurkan supaya lebih ke-Indonesiaan usai mengadakan buka puasa, penghuni dapat memberikan bingkisan kepada para tamu.
Di samping menyiapkan area makan dan salat, yang tak boleh diabaikan adalah soal kebersihan. Agam menuturkan penghuni mesti senantiasa menjaga kebersihan rumahnya. Mulai dari kebersihan kamar mandi, tempat salat, area makan, dan dapur. Rumah yang bersih akan memberi ketenangan bagi orang yang tinggal di dalamnya. “Selain memberikan kenyamanan bagi penghuni, para tamu yang datang juga akan merasa nyaman dan betah,” ujarnya.
Untuk tambahan aksesoris rumah, disarankan oleh Agam baiknya menghadirkan rangkaian bunga di beberapa sudut ruangan sehingga memberikan kesan lebih asri. Sedangkan untuk warna hunian bisa juga mencoba penggunaan warna putih dan hijau. Lewat nuansa tersebut penataan rumah bisa sekaligus untuk menyambut Idul Fitri. Tambahan lainnya, penghuni bisa menampilkan hiasan-hiasan kaligrafi di area dinding agar memunculkan kesan keislaman pada hunian.
Agam mengingatkan tak perlu ikut mendekor rumah dengan nuansa Timur Tengah karena Indonesia sejatinya memiliki juga tradisi keislaman sendiri. Tradisi yang bercorak pada gaya kebudayaan Nusantara. “Kita punya tradisi keislaman sendiri, tidak harus tiba-tiba berubah jadi gaya Maroko ketika bulan Puasa. Pikirkan sesuatu yang kreatif khas Indonesia. Sehingga Ramadan ini sesuai dengan spirit menjaga keutuhan NKRI,” ujarnya.
Baca juga:
Hilangkan Noda Pakaian dalam Waktu 10 Menit
Bolehkah Bayi Diajak Mudik Jarak Jauh?
Puasa, Khasiatnya dari Langsing sampai Awet Muda