6. Perban
Perban adalah hasil karya para perawat di masa Perang Dunia I. Di Prancis, para perawat menggunakan perban untuk mengobati para serdadu yang terluka. Karena sifatnya menyerap darah, para perawat itu kemudian berpikir kenapa tidak menggunakan perban saat menstruasi?
7. Kain perca
Kita mungkin sedih saat mengetahui fakta nenek dulu menggunakan baju-baju bekas sebagai pembalut. Baju bekas, terutama yang berbahan katun, dipotong kecil-kecil, lalu dimasukkan ke celana dalam. Bila sudah basah, bahan tersebut dicuci lagi dan digunakan kembali. Meski tidak nyaman, baju bekas adalah pilihan yang lebih baik dibanding pasir dan rumput.
8. Bulu domba
Wanita Romawi menggunakan gulungan bulu domba, dan sudah pasti sangat berat saat basah.
9. Serbuk kayu
Percaya atau tidak, tapi kayulah yang digunakan wanita Yunani saat menstruasi. Mereka mengikat potongan-potongan kecil kayu dengan kain tiras dan memasukkannya ke dalam celana. Kayu tak menyerap darah, tapi kain tiras menyerap.
10. Bulu binatang
Kaum perempuan yang hidup di daerah dingin sangat bergantung pada bulu binatang saat datang bulan. Di tempat-tempat dengan daratan tertutup es, sangat sulit mencari rumput atau pasir, sehingga bulu binatang menjadi pilihan terbaik.
11. Tak pakai apa-apa
Pasrah saja setiap datang bulan, baju selalu kotor dengan noda darah, dan biasanya inilah yang terjadi pada perempuan miskin yang tak mampu membuat pembalut alternatif.
PIPIT
Berita lainnya:
Ciri-ciri Haid yang Normal
Atasi Nyeri Haid dengan Yoga
3 Macam Gangguan Menstruasi