TEMPO.CO, Jakarta -Berpuasa di bulan Ramadan selain mencari pahala juga bagus bagi tubuh. Saat orang berpuasa terjadi proses detoksifikasi. Seusai berpuasa Ramadan, ada orang yang mengalami berat badan yang stabil, bertambah gemuk atau makin kurus.
Menurut pakar gizi klinik Universitas Indonesia Rita Ramayulis, “Penurunan dan kenaikan berat badan selama Ramadan dan pasca-Lebaran seharusnya tidak drastis.“ Karena kebutuhan asupan makanan dan minuman tetap sama hanya waktunya saja yang lebih sedikit.
Kita tetap dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh selama berpuasa. Rita memberikan Caranya, dengan membagi waktu makan menjadi 4: berbuka, makan malam, selingan, dan sahur.
Untuk berbuka, Rita menganjurkan, mengkonsumsi karbohidrat sederhana, seperti minuman manis yang mengandung gula pasir, gula aren, madu, kurma, atau jus buah. Jangan langsung makan. Makan malam baru dianjurkan setelah salat magrib.
Saat makan berat, gizinya harus lengkap, terdiri atas karbohidrat kompleks, protein hewani atau nabati, sayur, dan buah.
Perlu diperhatikan juga untuk mengkombinasikan antara makanan yang digoreng dan yang diolah tanpa minyak.
Sahur juga demikian. Sedangkan makanan selingannya mengandung sumber karbohidrat kompleks dan sederhana. Prinsipnya, mudah dicerna untuk memenuhi kebutuhan energi yang belum didapat saat makan malam dan sahur.
Rita yang juga anggota tim Komite ahli Pengendalian Obesitas Tingkat Nasional memaparkan beberapa indikasi suksesnya puasa di acara Ramadan Sehat dan Praktis Bersama Philips di Jakarta, Senin, 15 Mei 2017:
- berat badan menjadi ideal
- profil lipida darah membaik
- kadar glukosa darah stabil
- tekanan darah stabil
- lebih aktif dan produktif
- pemikiran lebih positif dan lebih fokus
- emosional membaik
DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
Berita Hari Ini: Jurus Bikin Anak Semangat Salat dan Puasa
Salad Salmon Panggang, Rahasia Langsing dan Awet Muda
Kiat Ajarkan Anak Berpuasa yang Pertama Kali