TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mahasiswi, Kathryn Jackson (22) didiagnosa sebuah kondisi ekstrem yang disebut lexical gustatory synaesthesia. Yaitu, kondisi yang menyebabkan dia harus merasakan makanan berbeda setiap kali dia mendengar kata-kata tertentu.
Lexical gustatory synaesthesia, menyebabkan setiap kali Kathryn mendengar kata "Rory", maka dia harus makan wortel (carrot). Dan dia harus makan isian (biasanya campuran daging kalkun dan roti yang dipanggang) setiap kali mendengar kata tak mungkin (impossible).
Mengucapkan atau menulis bisa membuat gadis asal Nottingham itu menderita. Dia akan mengalami penciuman yang kuat atau mengecap rasa-rasa yang berasosiasi dengan kata tersebut.
Akibatnya, Kathryn selalu terganggu dengan indera pengecapnya setiap kali dia ngobrol.
Kata-kata lain membuat dia merasakan atau mencium aroma makanan termasuk marshmallows, apel dan puding susu manis (custard).
Baca Juga:
Tak hanya bisa merasakan, namun dia juga mampu merasakan tekstur dan mencium aromanya.
"Saya bisa merasakan kata saat saya mendengar atau melihatnya. Kadang-kadang sebuah kata yang terdengar mirim makanan, bisa membuat saya merasakannya."
"Misalnya saat saya mendengar nama Lola saya bisa merasakan permen loli. Ella membuat saya merasakan permen jeli. Nama Rory membuat saya merasakan wortel karena terdengar mirip 'makanan mentah' (raw) yang membuat saya memikirkan wortel."
Synaesthesia sebenarnya adalah kondisi yang umum ditemui pada banyak orang, di mana kita bisa mengasosiasikan angka tertentu dan huruf dengan warna.
Namun lexical gustatory synaesthesia sangatlah langka, demikian mirror.co.uk.
ANTARA
Baca juga :
Frozen Shoulder Timbul karena Tas Terlalu Berat, Apa Cirinya?
Berita Hari Ini: Jurus Bikin Anak Semangat Salat dan Puasa
Salad Salmon Panggang, Rahasia Langsing dan Awet Muda