TEMPO.CO, Jakarta - Beragam informasi beredar tentang sunat dan sensitivitas penis, hingga kepuasaan dalam berhubungan intim. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Urology membuktikan anggapan tersebut.
Para peneliti dari Universitas Queen di Ontario, Kanada, meneliti 62 alat kelamin laki-laki yang berusia 18-37 tahun. Para responden dibagi menjadi dua kelompok yang sama jumlahnya, yakni 31 pria sudah disunat dan 31 pria belum disunat. Baca: Apa Pentingnya Sunat bagi Pria Dewasa?
Dalam riset ini, para peneliti kemudian memberikan rangsangan ke penis mereka, mulai dari sentuhan halus, sentuhan mendadak dan 'keras', dan suhu dingin, hangat, sampai panas. Hasil penelitian menunjukkan penis laki-laki yang yang disunat dan tidak disunat memiliki tingkat sensitivitas yang sama.
Penelitian ini juga menunjukkan kalau kulup bukan satu-satunya bagian yang paling sensitif dari penis. Dalam kondisi normal, dari ujung penis sampai buah zakar lelaki dewasa, baik yang disunat maupun tidak, sama-sama bisa menerima rangsangan. Baca juga: Fenomena 'Disunat Jin' dan Bahayanya
"Jadi anggapan penis lelaki yang disunat kurang sensitif itu keliru," kata pemimpin penelitian Jennifer Bossio dari Department of Obstetrics and Gynaecology, Queen University, Canada. Sebaliknya, menurut dia, sunat itu bermanfaat mencegah infeksi saluran kemih, penularan penyakit seksual, dan mencegah kanker penis.
Seperti diketahui, American Academy of Pediatrics mendukung sunat terhadap bayi laki-laki yang baru lahir, sedangkan Canadian Pediatrics Society menolak. Kedua negara itu, baru-baru ini merevisi kebijakan mereka tentang sunat kepada bayi laki-laki yang baru lahir. Artikel terkait: Gara-gara Pakai Silikon, 23 Orang Papua ini Tak Jadi Disunat
PARENTHERALD | DINA ANDRIANI