TEMPO.CO, Jakarta - Kita sering mendengar kalau tabir surya bermanfaat untuk mencegah kerusakan sampai kanker kulit akibat sinar matahari. Namun studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Osteopathic Association, menunjukkan sebaliknya.
Menurut riset tersebut, hampir 1 miliar orang di seluruh dunia berpotensi kekurangan vitamin D karena tak terpapar sinar matahari akibat penggunaan tabir surya. Singkatnya, tabir surya bukan hanya melindungi dari sengatan sinar matahari, namun bisa menyebabkan tubuh kekurangan vitamin D.
"Orang-orang menghabiskan lebih sedikit waktu di luar dan ketika pergi keluar mereka biasanya memakai tabir surya, yang pada dasarnya menghilangkan kemampuan tubuh untuk memproduksi Vitamin D," kata Kim Pfotenhauer, Asisten Profesor dari Universitas Touro di California. "Jika ingin melindungi diri dari kanker kulit, ada tingkat paparan sinar matahari yang aman sehingga bisa membantu meningkatkan kadar vitamin D."
Studi itu juga menyebutkan, selain tabir surya, penyakit kronis seperti diabetes tipe-2 dan ginjal bisa menghambat metabolisme vitamin D yang berasal dari sumber makanan. Tubuh memproduksi vitamin D saat terpapar sinar matahari. Vitamin ini berperan dalam modulasi pertumbuhan sel, fungsi neuromuskular, kekebalan tubuh, dan pengurangan inflamasi.
Kekurangan vitamin D berhubungan dengan melemahnya otot dan kejadian patah tulang. Menghabiskan sekitar 30 menit di bawah sinar matahari sekitar pukul 09.00 dua kali per minggu dapat membantu meningkatkan dan menjaga tingkat vitamin D. Saat itu, tak perlu mengenakan tabir surya karena kadar SPF 15 atau lebih bisa menurunkan produksi Vitamin D3 sebesar 99 persen. "Anda tidak perlu berjemur di pantai untuk mendapatkan keuntungan. Jalan kaki cukup bagi kebanyakan orang, "kata Pfotenhauer, seperti dilansir Indian Express.
Artikel lain:
Chicco Jerikho dan Kebugaran, Apa Rahasianya?
Produk Kesehatan Mengandung Perak, Apa Manfaatnya
Minyak Almond dan Zaitun, Mana yang Lebih Membuat Cantik?