Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Myeloma, Jarang Terjadi, tapi Angka Kematiannya Tinggi

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Myeloma adalah kanker darah yang jarang terjadi, tapi memiliki angka kematian yang tinggi. Penyakit yang kadang disebut juga multiple myeloma ini ditandai dengan pertumbuhan sel plasma dalam darah yang tidak terkendali sehingga menyebabkan peningkatan kadar salah satu immunoglobulin dalam tubuh. Istilah medis yang sering dipakai adalah monoklonal gamopati.

"Myeloma adalah kanker darah, tapi tak separah leukemia. Penyakit ini tak memiliki gejala khusus atau tanda-tanda pada usia yang lebih muda," kata Dr Toman L. Toruan SpPD, KHOM, dari RS Pondok Indah Jakarta, pekan lalu.

Myeloma biasanya menyerang orang yang berusia lanjut, dengan puncaknya pada 65-74 tahun, dan diikuti kelompok usia 75-84 tahun. Meski tak ada gejala yang bisa dilihat jauh sebelumnya, seseorang yang sudah terserang penyakit ini biasanya akan mengalami beberapa gejala. Di antaranya pucat dan lekas lelah akibat anemia, nyeri pada tulang, tidak nafsu makan, dan demam yang hilang-timbul.

Untuk memastikan diagnosis, ada serangkaian pemeriksaan yang perlu dilakukan. Pertama, pemeriksaan darah untuk menentukan kadar hemoglobin, fungsi ginjal, kadar elektrolit, terutama kalsium, elektroforesis, dan imunofiksasi untuk menentukan ada atau tidaknya peningkatan imunoglobulin dalam darah.

Kedua, pemeriksaan pencitraan untuk mencari serta menentukan lokasi tulang keropos atau bahkan patah. Ketiga, pemeriksaan genetik untuk melihat apakah gangguan kromosom yang menyebabkan myeloma.

Saat ini banyak ditemukan obat baru untuk mengurangi gejala penyakit tersebut semaksimal mungkin. Pengobatan myeloma dibagi dalam tiga tahap, yakni induksi, konsolidasi, dan rumatan atau maintenance.

Induksi bertujuan menghilangkan sel-sel kanker sebanyak mungkin agar badan pasien bersih dari penyakit. Obat-obatan yang sering dipakai dalam tahapan ini adalah siklofosfamid, dexamethason, thalidomide, bortezomib, dan lenalidomide. Obat-obatan tersebut dipakai secara kombinasi, bukan dalam pemakaian tunggal. Lama pengobatan induksi sekitar 4-6 bulan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Konsolidasi dilakukan terutama pada pasien yang memiliki penyakit risiko tinggi atau dapat kambuh lagi dalam waktu singkat. Pengobatan tahap ini memakai metode transplantasi sumsum tulang, baik autologous transplant (donor stem cell atau sel punca dari tubuh pasien sendiri) atau allogeneic transplant (donor sel punca dari tubuh orang lain yang cocok). Pengobatan konsolidasi membutuhkan waktu satu bulan, tapi observasi sesudah tindakan berlangsung hingga setahun.

Setelah bersih dari penyakit atau berhasil melewati konsolidasi, selanjutnya pasien harus menjalani pengobatan rumatan atau maintenance. Tujuannya, menjaga kondisi bebas penyakit yang telah tercapai. Tahapan ini merupakan yang paling panjang dan obat-obatan yang sering dipakai adalah thalidomide atau lenalidomide.

Untuk kasus myeloma yang cukup bandel, pasien dapat ditawari mengikuti pengobatan dalam kerangka clinical trial atau percobaan klinis. Pengobatan dalam kerangka percobaan klinis bukan untuk menjadikan pasien sebagai kelinci percobaan, tapi penilaian efektivitas obat-obat baru pada kasus penyakit yang sulit.

PIPIT

Berita lain:
May Day, Kisah Pekerja Perempuan yang Pilu dan Konyol
Kulitmu Berminyak tapi Mendadak Jadi Kering, Cek 7 Pemicunya

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

1 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

2 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

7 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

8 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

8 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

9 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock.com
6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

Masalah di mulut bisa jadi merupakan tanda kondisi yang lebih serius. Pakar menyebut kanker mulut salah satunya.


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

10 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.


Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

10 hari lalu

Walid Daqqah. Foto: X
Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

Walid Daqqah, seorang novelis dan aktivis Palestina yang menghabiskan 38 tahun di penjara Israel, meninggal pada Minggu karena kanker