TEMPO.CO, Jakarta - Stres atau kondisi tertekan pada masa kehamilan berpengaruh terhadap janin yang yang dikandungnya. Kehamilan itu sendiri dapat yang mencemaskan ibu hamil maupun keluarganya.
Kecemasan akan adanya komplikasi kesehatan, takut nyeri persalinan, khawatir tentang tanggung jawab tambahan setelah bayi lahir, perubahan fisik ibu hamil dapat membuat stres. Tingkat stres yang tinggi pada wanita hamil dapat berakibat keguguran, lahir prematur, sampai memicu gangguan perkembangan yang dikenal dengan istilah autistik.
Bagaimana stres selama masa kehamilan menyebabkan autistik pada anak? Peneliti melakukan pengamatan kepada sekelompok ibu muda dengan anak penderita autistik. Dari situ diketahui mereka mengalami stres selama hamil.
Menurut peneliti, ada gen yang dikenal dengan nama 5-HTTLPR pada ibu yang mengalami tingkat stres tinggi selama hamil. Gen ini diketahui berperan memicu autistik pada beberapa anak.
Autistik adalah gangguan perkembangan saraf yang membuat penderita sulit berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Sebab pada penderita autistik, beberapa wilayah otak gagal tersambung.
Orang tua menyadari anak mereka belum mulai bicara dan tidak bertingkah laku seperti anak-anak lain seusianya. Autistik dapat dilihat dari beberapa gejala, seperti kesulitan berkomunikasi, interaksi sosial yang terlalu aktif atau pasif, perilaku kompulsif, menyakiti diri sendiri, lebih suka bermain sendiri, dan tidak melakukan kontak mata dengan orang lain.
Para peneliti memberikan saran bagi para ibu hamil untuk menjaga diri, santai, hindari stres selama kehamilan agar melahirkan anak yang sehat.
BOLDSKY | DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
Daya Tembus Partikel Nano dalam Polusi Udara
Daftar Bahan Alami yang Mampu Atasi Nyeri Haid
Melania Trump Tampil Beda, Nilai Busananya Rp 62 Juta