TEMPO.CO, Jakarta - Anggapan calon mertua pasti akan memicu konflik dalam kehidupan rumah tangga anaknya masih cukup kencang di masyarakat. Menurut psikolog Evita Djaman, stereotip ini perlu dipahami lebih dalam.
Perubahan sikap calon mertua menjelang pernikahan misalnya, menurut psikolog biro konsultasi TigaGenerasi ini, dipicu oleh rasa cemburu. "Pasti ada rasa cemburu dari calon mertua karena bagaimanapun pasangan kita adalah anaknya yang akan 'diambil'," tuturnya dalam peluncuran buku Anti Panik Mempersiapkan Pernikahan di Jakarta, Kamis, 13 April 2017.
Hal ini terutama jika calon mertua telah memasuki usia lanjut. "Harus dipahami, orang yang telah berusia 60 ke atas, emosinya sudah tidak stabil dan lebih cepat tersinggung," katanya.
Anda sebagai calon menantu bisa melakukan pendekatan dengan mengenal calon mertua lebih dekat, misalnya dengan mempelajari apa makanan kesukaannya. "Intinya kenali siapa calon mertua Anda, berapa usianya, dan pahami karakternya," ujar Evita Djaman.
Berita lainnya:
Para Perempuan Hebat Bacakan Surat Kartini
Bicara Kartini, Menteri Khofifah Sebut Megawati
Bukan Bermain, Sekarang Saatnya Pakai Candy Crush