Sebulan setelah diluncurkan, Qerja.com memiliki 50 ribu anggota. Setahun kemudian, situs ini dikenal sebagai komunitas tenaga kerja berbasis online. Veronika pun bangga lantaran Qerja.com sukses menjadi pionir platform digital yang memiliki basis komunitas sangat kuat di Indonesia, dalam waktu yang relatif singkat. Salah satu resep suksesnya ialah memoles Qerja.com dengan aneka fitur.
Menurut Veronika, pendekatan semacam ini cocok untuk kaum milenial, yang kebanyakan tidak paham mengenai apa yang menjadi keinginan serta kesesuaiannya dengan bakat dan jati diri mereka. “Kebanyakan dari mereka, begitu diterima kerja setelah lulus kuliah, langsung diambil tanpa pertimbangan,” ujarnya. Situasinya kian buruk karena tidak ada informasi lengkap soal mengenai lingkungan kerja, jenjang karir, hingga pola pengupahannya. “Mereka pun kemudian tak nyaman dan menjadi kutu loncat,” kata dia yang memperkirakan jumlah pekerja generasi milenial mencapai 40 persen dari total angkatan kerja nasional.
Pada 2015, dengan status start-up atau perusahaan rintisan, situs ini mendapatkan pendanaan US$ 50 juta atau Rp 66 miliar dari SB ISAT, lembaga hasil kolaborasi antara Softbank asal Jepang dengan Indosat. Pendanaan seri A (8 digit US$) ini menasbihkan Qerja.com sebagai start-up dengan valuasi tertinggi di Asia Tenggara. Qerja.com juga mendapatkan dukungan modal dari Mountain Kejora Ventures, sebuah perusahaan dana ventura. “Dengan dukungan itu, kami menjadi semakin baik, semakin banyak belajar,” kata Veronika yang menggaet investor lewat rekam jejak, konsep bisnis dan visi yang tepat, dan kemampuan untuk mengeksekusi strategi.
DINI PRAMITA
Berita lainnya:
Kartini di Mata Najwa Shihab: Ibu Kita Harum Namanya
Hari Kartini di Bali, Peselancar Perempuan Beraksi Pakai Kebaya
Reza Rahadian Bilang Kartini Sekarang Bukan Soal Kesetaraan