TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua ingin membuat anak bahagia. Jika orang tua bahagia, anak dapat tumbuh dengan bahagia. Makna kebahagiaan memang subjektif tergantung dari yang merasakan dan memaknainya.
Ketika anak merasa bahagia, pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya akan lebih baik. Anak menjadi ceria dan bersemangat dalam melakukan kegiatan. Psikolog Elizabeth Santosa mengatakan anak yang merasa bahagia bisa dikenali dari beberapa ciri. Baca: TPS Juga Bisa Jadi Sarana Anak Belajar Cinta Negara
Ciri pertama adalah mudah berteman dan ramah. "Anak yang bahagia biasanya enak diajak ngobrol dan cenderung lebih adaptif ketika bertemu orang baru," ujarnya di Jakarta. Baca: 8 Tanda Anak Siap Ditinggal Sendirian di Rumah
Kedua, ketika dinasihati, anak yang bahagia akan lebih dewasa menanggapinya. "Mereka tidak sakit hati dan akan lebih paham bahwa ditegur bukan berarti orang tuanya marah kepada mereka," ujarnya.
Ciri yang terakhir adalah anak tidak mengalami rasa sedih yang berlarut-larut. Berbeda dengan anak yang mudah ngambek. Biasanya, anak yang kerap tantrum disebabkan orang tua kurang memahami apa yang dibutuhkan anak.
"Bukan berarti orang tua tidak sayang anak, hanya terkadang orang tua tidak memberikan sesuatu yang dibutuhkan anak. Jadi tangki cinta anak tidak penuh sehingga kurang merasa bahagia," pungkasnya. Baca juga: Ketika Murid Sekolah Dasar Diajak Kenali Khasiat Tanaman Herbal
Berita lainnya:
Dian Sastro: Kartini Itu Buandel
Wizzy Williana Ungkap Racikan Masker agar Kulit Mulus
Festival Kartini Peselancar Pakai Kebaya, Konsentrasi Pecah