Dalam rangka mempromosikan siklus alam, “Kita harus menjaga paparan cahaya di malam hari sesingkat mungkin, seredup mungkin, dan sehangat atau semerah mungkin,” kata Steven Lockley, profesor kedokteran Harvard Medical School dan Brigham dan Rumah Sakit Wanita di Boston, kepada Architectural Lighting.
Tapi Lockley lebih lanjut menjelaskan bahwa "Cahaya merah hanya berlaku bagi orang yang mencoba untuk tidur di malam hari, dan itu tidak berlaku untuk orang yang mencoba untuk bekerja di malam hari."
Lockley dengan tegas melarang penggunaan cahaya merah selama bekerja shift malam. Disebutkan bahwa penggunaan cahaya merah berpotensi memunculkan bahaya bagi pekerja shift malam, "Cahaya merah akan membuat mereka lebih mengantuk dan lebih mungkin untuk mengalami kecelakaan," katanya.
Penelitian lain menunjukkan bahwa cahaya merah meningkatkan suasana hati pekerja malam. Beberapa peneliti juga mendukung penggunaan amber glasses (kacamata berlensa kuning) dan pencahayaan kuning atau merah bagi pekerja shift malam.
Yang jelas, cahaya harus diatur ke minimum ketika sedang tidur, dan jika harus ada beberapa lampu selama jam tidur, sebaiknya yang bercahaya merah. American Medical Association menyimpulkan, "paparan cahaya yang berlebihan di malam hari, termasuk penggunaan yang berkepanjangan dari berbagai media elektronik, dapat mengganggu tidur atau memperburuk gangguan tidur, terutama pada anak-anak dan remaja."
"Efek ini dapat diminimalkan dengan menggunakan pencahayaan merah redup di lingkungan kamar tidur malam," AMA menyatakan.
TIME | LUCIANA
Baca juga :
Hari Kartini: Carmelita, Perempuan di Sarang Anak Buah Kapal
Kiat Mudah Mengingat Nama Kolega di Tempat Kerja Baru