Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Perempuan Harus Menulis? Ini Jawaban Helene Cixous

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi perempuan menulis. shutterstock.com
Ilustrasi perempuan menulis. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Di era yang semakin maju ini, kaum perempuan yang kerap berada dalam posisi inferior makin rajin menyuarakan dan memperjuangkan hak-haknya sebagai manusia serta warga negara. Januari lalu, aksi Women’s March yang dilaksanakan Amerika Serikat digelar dan diikuti oleh 4,6 juta perempuan di AS sendiri dan total 4,8 juta perempuan di berbagai belahan dunia.

Di Jakarta sendiri, belum lama ini juga dilakukan aksi Women’s March Jakarta dengan 700 peserta yang menyuarakan protesnya terhadap permasalahan sosial berbasis pada gender di Indonesia. Meski masih banyak bias gender yang terjadi, sebenarnya diskursus feminism sudah ada sejak era 1950an hingga 1970an melalui para pemikir hebat.

Salah satu pemikir yang memberi dampak besar pada gagasan feminisme adalah filsuf asal Prancis, yakni Hélène Cixous. Melalui pemikirannya, ia mendorong perempuan untuk keluar dari kungkungan laki-laki dengan cara menulis.

Lahir di kota Oran, Aljazair pada 1937, Cixous merupakan salah satu tokoh besar yang memodernisasikan gagasan feminism. Melalui bukunya yang berjudul “The Laugh of Medusa”, ia mematahkan anggapan tokoh feminis besar sebelumnya, yakni Simone de Beauvoir, yang menyebutkan bahwa perempuan adalah kaum tertindas tanpa ada ajakan kepada mereka untuk aktif mendobrak budaya patriarki tersebut. Sebaliknya, pemikiran Cixous tidak terpusat kepada inferioritas perempuan. Ia mengajak dan mendorong perempuan untuk keluar dari dirinya yang telah direpresi selama bertahun-tahun.

Budaya modern memang dikonstruksikan secara intelektual yang didominasi oleh pikiran laki-laki, terutama dalam bahasa. Pada bahasa Indonesia sendiri, banyak bias gender dalam istilah-istilah keseharian. Contohnya, kata ‘tuan tanah’ ada, tetapi tidak dengan kata ‘nyonya tanah’. Begitu pula sapaan ‘tuan’ yang bisa ditujukan baik untuk pria lajang mau pun menikah. Sedangkan, perempuan yang belum dan sudah menikah dibedakan dengan sapaan ‘nona’ dan ‘nyonya’, yang menunjukkan ketergantungan perempuan terhadap lelaki.

Menurut Cixous, di balik kepasifan perempuan terdapat hasrat mendalam untuk berkreasi dan memberikan suara, yang merupakan hak dasar tiap manusia. Meski masih hidup dalam budaya patriarki yang kental, Cixous menyebutkan bahwa perempuan harus mendobraknya melalui tulisan.

Cixous membagi tulisan menjadi dua jenis, yakni tulisan maskulin dan feminine. Tulisan maskulin menggunakan bahasa lugas, rasional, dan blak-blakan. Sedangkan, tulisan feminine lebih mengutamakan ekspresi dan imajinasi. Untuk memahami tulisan feminine, pembaca dipaksa mengikuti hingga akhir cerita karena penggunaan bahasa puitis yang penuh perasaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Cixous, perempuan memiliki daya imajinasi yang kuat. Maka itu, ia mengajak perempuan untuk mencurahkan semua hasrat seksual dan rahasia mereka dengan cara menulis. Dengan menulis berarti perempuan menguasai kembali tubuh dan pikirannya yang dulunya dikuasai oleh laki-laki.

“Perempuan harus menuliskan dirinya sendiri. Perempuan harus meletakkan dirinya dalam tulisan serta menunjukkannya pada dunia dan sejarah,” ucap Cixous dalam bukunya.

Hingga kini, pengaruh dari konsep penulisan feminine oleh Cixous tersebut dapat dilihat dari banyaknya jumlah penulis perempuan yang berani menuangkan pikiran mereka melalui berbagai bentuk tulisan. Di Indonesia sendiri, mulai banyak penulis perempuan yang bermunculan, seperti Ayu Utami, Djenar Maesa Ayu, Dewi Lestari, Nova Riyanti Yusuf, dan Helvy Tiana Rosa. Dalam karyanya, mereka menyuarakan pendapatnya melalui tulisan yang dianggap berani mengangkat isu-isu kritis dan tabu mengenai perempuan.

DES FEMMES | BLESOK | ZARA AMELIA


Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Event Lari Khusus Perempuan Pertama Digelar di Yogyakarta, Ada Rute Masuk Kebun Binatang

15 hari lalu

Ilustrasi lomba lari. Freepik.com/Drazen Zigic
Event Lari Khusus Perempuan Pertama Digelar di Yogyakarta, Ada Rute Masuk Kebun Binatang

Digelar bertepatan Hari Kartini 21 April 2024, event lari di Yogyakarta ini sekaligus sarana me time dan healing kaum perempuan.


Potret Happy Salma hingga Nadine Chandrawinata Merayakan Hari Kartini dengan Berkebaya

21 April 2023

Happy Salma (Instagram/@happysalma)
Potret Happy Salma hingga Nadine Chandrawinata Merayakan Hari Kartini dengan Berkebaya

Selain kebaya, momen Hari Kartini juga mengingat kembali pemikiran-pemikiran Kartini yang bisa memotivasi para perempuan di era ini.


Hari Kartini, Krisdayanti hingga Chelsea Islan Beri Pesan untuk Perempuan Indonesia

21 April 2023

Chelsea Islan. Foto: Instagram/@chelseaislan
Hari Kartini, Krisdayanti hingga Chelsea Islan Beri Pesan untuk Perempuan Indonesia

Sederet pesohor membagikan pesan dan harapannya di Hari Kartini, termasuk Krisdayanti, Najwa Shihab, Lulu Tobing, hingga Chelsea Islan.


15 Lombok Surfer Girl Club Bikin Kartini Goes Surf 2022 di Pantai Tanjung Aan

22 April 2022

Lombok Surfer Girl Club memperingati Hari Kartini dengan mengadakan Kartini Goes Surf 2022 di Pantai Tanjung Aan, Mandalika, Lombok, NTB. Dok. Sandika Irawan
15 Lombok Surfer Girl Club Bikin Kartini Goes Surf 2022 di Pantai Tanjung Aan

Lombok Surfer Girl Club berselancar dengan memakai kebaya dan kain batik untuk memperingati Hari Kartini.


BRI Beri Kesempatan Perempuan Meniti Karier

21 April 2022

Peringati Hari Kartini, BRI Group Apresiasi 7.000 Perempuan dalam WOMAN 2022
BRI Beri Kesempatan Perempuan Meniti Karier

Perempuan merupakan sosok penting dalam setiap transformasi di seluruh perusahaan BUMN.


Hari Kartini, Para Perempuan Peneliti Diharap Profesional dan Gigih

21 April 2022

Ilustrasi Hari Kartini. Shutterstock
Hari Kartini, Para Perempuan Peneliti Diharap Profesional dan Gigih

Perempuan peneliti terbukti beri kontribusi sama dengan laki-laki terhadap riset ketahanan pangan nasional di BRIN


Emak-emak Berkebaya Ikut Demo Mahasiswa 21 April, Tuntut Soal Minyak Goreng

21 April 2022

Memperingati hari kartini ibu-ibu turut dukung para mahasiswa untuk menyampaikan tuntutan kepada wakil rakyat, di gedung DPR/MPR pada Kamis, 21 April 2022. [Tempo/Niken Nurcahyani]
Emak-emak Berkebaya Ikut Demo Mahasiswa 21 April, Tuntut Soal Minyak Goreng

Belasan perempuan berpakaian kebaya turut serta dalam aksi demo mahasiswa 21 April.


Mengenang Kartini, Anies Baswedan: Bukan Hanya Merayakan Kebangkitan Perempuan

21 April 2022

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia/Tropenmuseum
Mengenang Kartini, Anies Baswedan: Bukan Hanya Merayakan Kebangkitan Perempuan

Menurut Anies Baswedan ini, kata-kata bagi Kartini tidak sekadar menjadi senjata, tapi juga penyala.


Hari Kartini, Wanda Hamidah hingga Veronica Tan Tulis Pesan untuk Para Wanita

21 April 2022

Veronica Tan (Instagram/@veronicatan_official)
Hari Kartini, Wanda Hamidah hingga Veronica Tan Tulis Pesan untuk Para Wanita

Hari Kartini jadi momen tepat bagi para perempuan ini untuk menyampaikan pesan dan dukungan untuk sesama.


Hari Kartini, Menteri PPPA Bintang Puspayoga: Jaga Semangat Kartini di Hatimu

21 April 2022

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau PPPA, Bintang Puspayoga. Dok. Kementerian PPPA
Hari Kartini, Menteri PPPA Bintang Puspayoga: Jaga Semangat Kartini di Hatimu

Momentum Hari Kartini merupakan penghormatan kepada Kartini yang telah berjuang untuk mendapatkan kesetaraan hak perempuan dan laki-laki di masa lalu.