TEMPO.CO, Jakarta - Memiliki mata minus atau silindris tentu membutuhkan alat bantu penglihatan berupa kacamata atau lensa kontak. Keduanya dapat dipakai bergantian, namun sebagian orang memilih pakai lensa kontak karena lebih mudah digunakan.
Jenis lensa kontak pun beragam, mulai dari ukuran sampai pemilihan warna. “Jika baru pertama kali menggunakan lensa kontak sebaiknya mendatangi eye care professional, untuk memeriksa ukuran dan kesehatan mata,” ujar Cheni Lee Professional Affair Manager Acuvue Indonesia -anak perusahaan Johnson-Johnson yang memproduksi lensa kontak.
Menurut Cheni Lee, membeli lensa kontak tidak boleh sembarangan. Kualitas produk lensa kontak juga harus diperhatikan. “Eye care professional akan memberikan rekomendasi jenis lensa kontak yang baik digunakan, cara pemakaian dan perawatannya,” ujarnya.
Pemilihan lensa kontak juga harus sesuai dengan ukuran minus atau silindris. Jika ukuran minus lensa kontak kurang dari ukuran minus sebenarnya, ukuran minus dapat bertambah.
Untuk aktivitas olahraga seperti renang atau menyelam dapat menggunakan lensa kontak, tapi setelah selesai lensa kontak sebaiknya dibuang. Sedangkan jika berpergian menggunakan pesawat dalam waktu lama, misalnya 18 jam lensa kontak sebaiknya dilepas, begitu juga saat tidur.
Cheni Lee mengingatkan agar tidak memakai lensa kontak beulang-ulang. “Lensa kontak menyerap segala sesuatu pada mata, protein, lemak, kotoran, jika terus menumpuk bisa menyebabkan iritasi,” ujarnya. Lensa kontak yang dipakai harian, kotoran yang menumpuk dapat langsung dibuang.
Banyak mitos yang mengatakan lensa kontak dapat hilang ke bagian belakang mata atau terjatuh. Tidak perlu khawatir akan hal tersebut, karena ada penghalang di dalam mata yang membuat lensa kontak tetap bertahan di bagian depan. “Yang paling mungkin bergeser ke kanan atau kiri, sedikit berkedip posisinya akan kembali seperti semula,” ujar Cheni Lee.
Lensa kontak bisa dipakai sejak umur 13 tahun dengan pengawasan orang tua. Perempuan yang sedang hamil atau menyusui juga dapat menggunakan lensa kontak. Tapi perlu diingat hormon pada perempuan yang hamil kurang stabil, jadi saat menggunakan lensa kontak sebaiknya lakukan pemeriksaan kondisi mata secara regular.
NIA PRATIWI
Baca juga:
Segelas Jus Bit Sehari, Tensi Tinggi Pergi
Anak Muda Tak Sadar Pelupa Itu Gejala Penyakit Serius
Riset: Penghitungan BMI Tak Bisa Jadi Acuan Kesehatan