Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riset: Penghitungan BMI Tak Bisa Jadi Acuan Kesehatan

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi wanita dan timbangan. shutterstock.com
Ilustrasi wanita dan timbangan. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu teknik pengukuran tubuh ideal yang populer adalah menggunakan Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index (BMI). Menurut sebagian ahli, pengukuran BMI merupakan cara yang tepat untuk menilai apakah berat badan seseoang ideal atau tidak.

Pengukuran BMI akan mengkategorikan tubuh yang berada dalam golongan berat badan sehat atau tidak sehat melalui ukuran tinggi dan berat badan. Namun, anggapan tersebut dipatahkan oleh sebuah penelitian baru yang menyebutkan bahwa BMI tidak bisa dijadikan tolok ukur apakah tubuh dalam kondisi sehat atau sakit.

Menurut tim peneliti, BMI adalah indikator buruk untuk menentukan ukuran tubuh yang sehat serta dapat menjerumuskan dokter dalam memberi obat-obatan untuk pasiennya. Musababnya, pengukuran BMI tidak dapat membedakan berat lemak dengan otot.

Tubuh manusia yang berbeda-beda memiliki rasio otot dan lemak yang berbeda-beda pula. “BMI hanya mengukur ukuran baju, bukan kesehatan,” kata peneliti obesitas dari Universitas Kanada, Dr Arya Sharma.

Untuk menghitung BMI, seseorang hanya perlu membagi berat badan dengan tinggi badan kemudian dikuadratkan. Hasilnya, angka yang kurang dari 18.5 masuk dalam kategori kurus, antara 18.5-24.9 adalah sehat, antara 25-29.9 tergolong kegemukan, serta di atas 30 masuk kategori obesitas.

BMI kerap dipromosikan sebagai pengukuran tubuh yang paling ideal. Bahkan, berbagai atlet professional diwajibkan menjalani pengukuran BMI untuk menentukan kategori tubuh mereka. Akibatnya, banyak dari mereka yang dianggap obesitas, tapi sebenarnya memiliki massa otot yang lebih tinggi daripada lemak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka yang dikategorikan obesitas sering kali memiliki tekanan darah normal dan kondisi jantung yang sehat. Sebab itu, menurut Sharma, BMI bukanlah pengukur yang akurat untuk menentukan kondisi kesehatan seseorang.

Menurut penelitian itu, ada cara yang lebih akurat dalam menentukan kondisi kesehatan seseorang, yakni dengan mengukur ukuran pinggang. Ukuran pinggang yang dibagi dengan akar pangkat tinggi telah terbukti secara akurat mampu memprediksi resiko penyakit jantung, baik pria mau pun wanita.

Pemimpin penelitian, Profesor Alan Nevill, mengatakan pinggang biasanya didominasi oleh lemak tubuh, sehingga pengukuran tersebut merupakan indikator kesehatan yang lebih akurat daripada mengukur keseluruhan berat badan.

DAILYMAIL | ZARA AMELIA

Berita lainnya:
Anniesa Hasibuan Hamil 7 Bulan, Disebut Anak Mahal
Anak Muda Tak Sadar Pelupa Itu Gejala Penyakit Serius
Anak Susah Makan, Kenny Alkano Bikin Abon Nona Tuna

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

13 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.