TEMPO.CO, Jakarta - Kegiatan seksual merupakan salah satu kunci keharmonisan hidup pasangan suami-istri dalam berumah tangga. Pengalaman seksual yang kurang memuaskan bersama pasangan akan membuat salah satu pihak merasa enggan untuk mengulanginya lagi.
Salah satu penyebab ketidakpuasan hubungan intim adalah akibat disfungsi ereksi pasangan, yang kemungkinan disebabkan menurunnya kadar testosteron (hipogonadisme). Jika disfungsi ereksi disertai dengan gairah seksual yang menurun, kemungkinan besar pasangan mengalami hipogonadisme.
Menurut dokter spesialis andrologi Nugroho Setiawan, berbagai tanda lain dari disfungsi ereksi adalah tinggi badan yang berkurang akibat tulang belakang yang memendek, tubuh merasa lemas atau tidak bertenaga, cepat marah, dan sering mengantuk atau tertidur sesudah makan malam.
Gejala lainnya adalah tidak terjadi ereksi di pagi hari.
"Umumnya testosteron akan meningkat hingga pukul sebelas pagi, makanya biasanya pria akan mengalami morning erection," ujarnya pada Kamis, 6 April 2017 di Jakarta.
Mereka yang patut waspada selain yang mengalami gejala tersebut, imbuh Nugroho, adalah pria yang mengalami obesitas sentral atau yang ejakulasinya terganggu.
Untuk mengatasinya, bisa dilakukan dengan pengobatan berupa injeksi, pil maupun gel. Injeksi ungkap Nugroho merupakan solusi paling efektif dengan 89 persen tingkat keberhasilan dan dilakukan setiap tiga bulan sekali.
"Berbeda dengan pil yang dikonsumsi per 12 jam dan tingkat keberhasilannya sekitar 50-60 persen," ujarnya.
TABLOIDBINTANG
Berita lainnya:
Lebih Seksi Mana, Pria Berbulu Dada atau Berdada Licin?
7 Hal yang Harus Dihindari Usai Facial
Pilek Pada Anak Picu Gangguan Pendengaran