TEMPO.CO, Jakarta - Saat mandi, perempuan sering menggunakan loofah untuk mengangkat sel-sel kulit mati. Ternyata loofah berpotensi menjadi sarang kuman dan bakteri. "Penyimpanan loofah di kamar mandi yang lembap dan kotor, dapat membuat jamur, kuman dan bakteri berkembang biak," kata dermatolog Ksatria Dermatology Institute, J. Matthew Knight, MD.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Microbiology menunjukkan loofah merupakan sarang kuman dan bakteri. Yang lebih parah, kuman dan bakteri pada loofah dapat menambah kuman di kulit serta dapat menyebabkan iritasi dan infeksi jika kita menggosok kulit dan mencukur bulu halus.
Bagi orang yang sudah ketergantungan atau merasa tak afdol bila mandi tanpa loofah, Knight menyarankan mereka melakukanpencegahan. Caranya, mengganti setiap 3 sampai 4 minggu untuk loofah yang terbuat dari bahan alami, dan dua bulan sekali untuk loofah yang terbuat dari bahan plastik.
Dermatolog Sejal Shah menambahkan, agar loofah awet, jangan meninggalkannya di kamar mandi. Sebab, tempat yang lembap dapat merangsang bakteri berkembangbiak. Biarkan loofah kering di tempat yang kurang lembab, seperti di jendela terbuka.
Para peneliti Journal of Clinical Microbiology merekomendasikan loofah yang berasal dari bahan alami -bukan berbahan plastik, rajin disinfeksi dengan pemutih. Sejal Shah merekomendasikan merendamnya dalam larutan pemutih yang diencerkan selama 5 menit seminggu sekali.
Baca Juga:
Anda juga dapat mempertimbangkan mengganti loofah dengan kain lap. Kain lap juga lebih sederhana perawatannya karena bisa dicuci sehingga bakteri dan kuman tak sempat berkembang biak di sana.
WOMENS HEALTH MAG | DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
Besok, Coba Buat Sarapan Sehat, Mudah, Cepat
Ladies, Ayo Makan Kedelai dan Rasakan Manfaat Ajaibnya
Teknik Tampilan Natural, Segar, dan Tajam dari L’Oreal Infallible