TEMPO.CO, Jakarta - Orang dengan diabetes tipe 2 cenderung memiliki kontrol yang kurang terkait kadar glukosa darah jika mereka bekerja di shift malam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja giliran malam memiliki jumlah glikemik rata-rata 8,2 persen, jauh lebih tinggi dari 7,6 persen pada pekerja siang dan 7,5 persen untuk peserta yang tidak bekerja alias menganggur. Kebanyakan orang dengan diabetes harus berusaha untuk menjaga kadar glikemik di bawah 7 persen. "Data penelitian kami meningkatkan kesadaran akan kesulitan dalam mengontrol diabetes di kalangan pekerja shift malam," kata Sirimon Reutrakul, profesor di Universitas Mahidol di Thailand.
Selanjutnya, pembatasan tidur dan gangguan sirkadian yang disebabkan oleh shift malam juga dapat meningkatkan risiko terkena diabetes dibandingkan dengan mereka yang bekerja di siang hari atau menganggur.
Penelitian yang dipresentasikan pada Endocrine Society ke-99, pertemuan ENDO tahunan 2017, di Orlando, Amerika Serikat, tim mempelajari 260 orang, 62 di antaranya pekerja malam, 94 pekerja siang hari, dan 104 menganggur.
Para pekerja jatah malam dilaporkan memiliki durasi tidur yang lebih pendek, asupan harian yang lebih tinggi kalori dan indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi daripada dua kelompok lainnya. "Individu diabetes yang bekerja di malam hari harus memberikan perhatian khusus untuk mengelola penyakit mereka melalui makan sehat, olahraga teratur, dan penggunaan optimal dari obat yang diresepkan oleh dokter," kata Reutrakul.
BISNIS
Artikel lain:
Punya Utang Tidur, Kenali Ciri-cirinya
6 Hal yang Membuat Karier Hancur Seketika
Dicap Jagoan Telat, Cari Tahu Apa Penyebabnya