TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian menunjukkan sekitar seperempat dari pasien kanker stadium lanjut menderita sakit yang amat sangat. Misalkan, mengalami pembengkakan setelah menjalani operasi pengangkatan tumor sehingga harus beristirahat di tempat tidur selama berbulan-bulan.
Selain nyeri fisik, pasien tergolek dalam waktu panjang dan juga mengganggu kestabilan emosinya. "Sejumlah kondisi inilah yang perlu ditangani melalui pengobatan paliatif," kata konsultan senior Palliative Medicine Parkway Cancer Centre di Singapura, dokter Kok Jaan Yang.
Pengobatan paliatif, dia mengimbuhkan, biasanya diberikan kepada penderita kanker stadium empat untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Ada dua kategori pasien kanker yang bisa mendapatkan pengobatan paliatif.
Pertama, penderita kanker yang tidak lagi merespons rangkaian pengobatan kanker atau dengan kata lain sudah sulit disembuhkan. Khusus bagi pasien yang tidak merespons lagi pengobatan di rumah sakit, tim medis akan menawarkan pengobatan paliatif di rumah. "Terutama jika kondisi tubuh pasien lemah," tuturnya.
Saat Tempo berkunjung ke Rumah Sakit Gleaneagles di Singapura, suster senior di sana memberikan contoh pengobatan paliatif kepada seorang penderita kanker asal Rusia. Pasien tersebut ditawari pengobatan paliatif setelah dua kali tubuhnya gagal merespons pengobatan kemoterapi. "Kami tawarkan penanganan paliatif agar pasien dapat menjalani hari-harinya dengan lebih baik," kata dia.
Kategori pasien penerima pengobatan paliatif yang kedua adalah orang yang masih menjalani perawatan kanker, seperti kemoterapi, tapi memerlukan obat-obatan penghilang rasa nyeri. Bagi pasien ini, pengobatan paliatif bertujuan membantu mengendalikan rasa nyeri selama menjalani proses pengobatan kanker hingga mampu melawan penyakitnya.
"Tindakan paliatif akan meningkatkan kekuatan dan membantu pasien fokus selama pengobatan, serta mengurangi kecemasan," kata Zhang Liting, suster senior di Parkway Cancer Centre, Singapura. Liting menuturkan, sebanyak 90 persen nyeri yang ditimbulkan akibat kanker dapat dikontrol tubuh, selebihnya sulit ditangani sendiri.
Selain melalui pemberian obat-obatan, penanganan paliatif dilakukan dengan memperbaiki kesehatan psikososial, emosi, dan spiritual pasien. Antara lain melalui hubungan yang baik antara tenaga medis dan pasien atau menyarankan pasien bertemu dengan psikiater.
MARTHA WARTA SILABAN
Berita lainnya:
10 Alasan Kita Mesti Makan Tomat
Obat Penyubur Picu Kehamilan Anak Kembar
Kaitan Trauma Masa Lalu dan Depresi Ketika Menopause