TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan busana muslim di Indonesia kian pesat. Minat masyarakat terhadap busana muslim pun kian tinggi. Menyadari hal ini, perancang busana Merry Pramono menggandeng tiga puterinya: Siriz, Senaz, dan Sansa, untuk membuka bisnis busana muslim dengan label Si.Se.Sa pada 2011. Si.Se.Sa merupakan akronim dari nama Siriz, Senaz, dan Sansa.
Tahun 2013 menjadi batu loncatan Si.Se.Sa. Di tahun itu, Si.Se.Sa melakukan debut perdana di Indonesia Fashion Week (IFW). “Kami membawa semua koleksi busana muslim kami di Indonesia Fashion Week 2013 dan alhamdulillah banyak peminatnya,” ucap Sansa.
Tiga bersaudara ini tak menduga sama sekali minat terhadap Si.Se.Sa sangat tinggi. Mulai dari situ, Si.Se.Sa berkomitmen untuk terus melakukan inovasi. Dari segi warna misalnya, Si.Se.Sa berkreasi dengan warna-warna pastel yang lembut dan gelap. Sementara untuk bahan, Si.Se.Sa menggunakan kain sifon premium yang tidak terasa pengap dan panas.
Diakui Sansa, ciri utama dari Si.Se.Sa adalah bagian depan hijab yang dapat membuat pipi terlihat lebih tirus dan modelnya tidak seperti busana muslim pada umumnya.
“Si.Se.Sa membuat hijab yang anti tembam. Dari segi cutting-annya pun dibentuk sedemikian rupa sehingga pemakainya tetap terlihat kurus. Untuk menciptakan desain tersebut, kami telah melewati proses trial and error yang lama,” tutur Sansa.
Setiap tahun Si.Se.Sa merilis model baru yang berbeda dengan model sebelumnya. “Kami selalu memberikan inovasi baru. Setiap tahun paling tidak ada lima konsep besar. Namun untuk sehari-hari, hampir setiap bulan kami keluarkan desain baru sehingga pembeli tidak akan bosan,” ujar Sansa menerangkan.
Walau kini produsen dan desainer busana muslim semakin banyak, Sansa optimistis Si.Se.Sa tetap menjadi pilihan utama para pelanggannya. Untuk target pemasaran sendiri, Sansa mengatakan, Si.Se.Sa menyasar pembeli wanita berusia matang, yaitu umur 25 tahun ke atas.
Sansa bersyukur dapat menjadi bagian dalam bisnis yang dibangun bersama keluarganya. Dalam pembagian tugas di antara ketiganya ditegaskan Sansa tidak ditemui kendala berarti. Siriz bertugas mengurus keuangan dan pemasaran, Senaz bagian relasi dan marketing communication perusahaan, dan Sansa bertanggung jawab pada bagian desain.
Walau memiliki tugas masing-masing, mereka bertiga tetap saling memberi ide dan saran untuk desain. “Kami saling mengisi. Tiga kepala jadi satu dalam Si.Se.Sa. Variabel dan inspirasi makin banyak. Alhasil desain pun makin beragam,” kata Sansa.
Yang harus diperhatikan dalam mendesain busana muslim kata Sansa harus memenuhi pakem-pakem busana muslim.
"Seperti pakaian longgar atau tidak membentuk tubuh, pakaian tidak menerawang, dan hijab yang panjang hingga menutupi bagian depan (dada) dan belakang (bokong),” papar Sansa sembari menambahkan, selama tidak melanggar pakem-pakem tersebut, maka busana muslim tetap dapat dikreasikan.
Baca juga :
Cantik dan Berbakat, 4 Selebriti Dunia Ini Malah Kerap Di-Bully
Bencana Psikososial Berpotensi Picu Gangguan Jiwa
Kaitan Antara Mengeluh, Cemas, dan Gangguan Jiwa