Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Risiko Kekurangan Asam Folat di Awal Kehamilan

image-gnews
Ilustrasi wanita/ibu hamil dan sayuran, Jakarta. TEMPO/Aditia Noviansyah
Ilustrasi wanita/ibu hamil dan sayuran, Jakarta. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Asam folat sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik bayi. Kekurangan asam folat selama kehamilan dapat menyebabkan kelainan bawaan.

Spina bifida merupakan satu dari sejumlah penyakit kelainan bawaan. Hingga kini penyebab pastinya belum diketahui. Namun penelitian menyimpulkan banyak hal yang berkaitan erat dengan kejadian itu, di antaranya faktor genetis, obat-obatan tertentu, dan konsumsi asam folat selama kehamilan.

Menurut dokter spesialis anak Andi Nanis Sacharina, konsumsi asam folat sangat berpengaruh pada kondisi fisik bayi. "Terutama pada trimester awal kehamilan," ujarnya. Pada kondisi normal di trimester awal itu, embrio akan membentuk tabung saraf yang kemudian berkembang menjadi tulang belakang dan sistem saraf.

Jika proses tersebut tak berjalan lancar, beberapa ruas tulang belakang tidak bisa menutup sempurna sehingga menciptakan celah. Perkembangan tak sempurna ini dikenal dengan cacat tabung saraf, termasuk di dalamnya spina bifida.

Selain menimbulkan spina bifida, kekurangan asam folat -yang banyak terkandung dalam sayuran hijau, kacang-kacangan, hati sapi, dan asparagus, ini bisa menyebabkan bibir sumbing. Penyebabnya, jaringan rahang atas dan hidung tak menyatu sempurna.

Pada masa kehamilan antara minggu kelima dan kesembilan, bagian wajah dan rahang berkembang. Di masa ini, pada bayi normal, bagian wajah dan rahang menyatu dengan baik. Tapi penyatuan semacam ini terganggu pada bayi yang lahir dengan kondisi bibir sumbing. Juga kelainan anensefali, yakni gagal berkembangnya otak dan sumsum tulang belakang sehingga mengakibatkan tidak adanya sebagian dari tengkorak dan otak.

Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, Eni Gustina mengatakan, kelainan cacat tabung saraf dan bibir sumbing masuk daftar cacat bawaan paling banyak di Indonesia. Dari 494 kasus kelainan bawaan yang dilaporkan hingga Desember 2016, kelainan congenital talipes equino-varus (CTEV) atau yang lebih dikenal dengan kaki O menempati porsi terbanyak, yakni 102 kasus (20,6 persen).

Di tempat kedua ada kelainan neural tube defects atau tabung saraf tidak dapat menutup sempurna dan bibir sumbing sebanyak 99 kasus (20 persen). Lalu omphalochele atau usus bayi atau organ perut lain berada di luar tubuh karena lubang di daerah pusar sebanyak 58 kasus (11,7 persen), atresia ani atau lahir tanpa anus sebanyak 50 kasus (10,1 persen), dan gastroschisis atau kelainan pada dinding perut sebanyak 27 kasus (5,5 persen).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Eni menuturkan, diperkirakan 6 persen dari total kelahiran di dunia (7,9 juta anak) lahir dengan kelainan bawaan. Sekitar 3,3 juta di antaranya meninggal di bawah usia 5 tahun dan 3,2 juta yang selamat akan menderita kelainan seumur hidup.

Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar 2007 mencatat kelainan bawaan menyumbang 5,7 persen kematian bayi dan 4,8 persen kematian anak balita. Kelainan bawaan juga berkontribusi terhadap 1,4 persen kematian bayi 0-6 hari dan 18,1 persen kematian bayi 7-28 hari.

Kelainan bawaan bisa terjadi karena berbagai macam hal. Menurut Eni, sekitar 50 persen kelainan bawaan belum diketahui penyebabnya. Tapi ada banyak faktor risiko yang ikut menyumbang masalah ini, yakni perkawinan sedarah, infeksi, lingkungan, kondisi sosial ekonomi yang kurang. "Paparan asap rokok, zat kimia, pestisida, serta asupan gizi ibu juga berpengaruh," katanya saat acara puncak peringatan Hari Kelainan Bawaan Sedunia di Jakarta, 21 Maret lalu.

Ahli gizi komunitas, Tan Shot Yen mengatakan, banyak kelainan bisa dicegah dengan memenuhi kebutuhan nutrisi ibu, terutama sayur, buah, dan ikan. Ikan banyak mengandung omega 3 yang bisa mencegah pengentalan darah pada ibu hamil. Pengentalan darah atau trombosis bisa menyebabkan janin tak berkembang, bahkan meninggal dalam kandungan.

Untuk mengurangi kelainan bawaan ini, Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek menyarankan orang tua agar benar-benar merencanakan kehamilan. Salah satunya dengan mengkonsumsi makanan seimbang sebelum hamil. Musababnya, banyak ibu baru tahu dirinya hamil setelah melewati delapan pekan kehamilan. "Padahal pembentukan embrio yang mempengaruhi kelainan bawaan terjadi pada pekan-pekan awal kehamilan. "Kehamilan harus dipelihara dengan benar," ujarnya.

NUR ALFIYAH


Berita lainnya:

April Mop, Hati-hati Jika Ingin Ngerjain Anak

5 Bahasa Cinta Anak, Buah Hati Anda Dominan yang Mana
Hindari Makanan Manis dan Asin Agar Terhindar dari Penuaan Dini

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.