Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bos NettApp Ana Sopia Sebut Mata Uang Baru di Bisnis Digital

image-gnews
Ana Sopia, pimpin NetApp Indonesia. swa.co.id
Ana Sopia, pimpin NetApp Indonesia. swa.co.id
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Memulai kariernya di NetApp Indonesia sebagai Channel Sales Manager pada tahun 2008, sudah lebih dari 7 tahun Ana Sopia bekerja di NetApp Indonesia. Diakui atas prestasi serta kontribusinya, Ana terpilih selama dua kali berturut-turut menjadi bagian dari NetApp Sales Club: NetApp Top Achiever.

Sejak diangkat sebagai Country Manager untuk NetApp di Indonesia, Ana memikul tanggung jawab untuk memimpin, mengawasi, dan membangun bisnis NetApp di Indonesia. Dia terus menguatkan pergerakan NetApp untuk membantu pelanggan mengelola dan memanfaatkan nilai data.

Ana melihat tren digital terkini bahwa perusahaan dari berbagai belahan dunia tengah menghadapi tantangan transformasi digital. Transformasi digital ini terjadi ketika penggunaan teknologi digital mendorong terciptanya berbagai inovasi dan kreativitas baru di sejumlah sektor, dibanding sekedar meningkatkan atau mendukung metode tradisional.

Ana berpendapat, arus transformasi digital ini juga cukup kuat terjadi di Indonesia. Sebagian sudah siap menjalani tranformasi digital dan sebagian lainnya masih mempertimbangkan langkah selanjutnya meski kesadaran untuk melakukannya sudah ada. “Indonesia dianggap sebagai market yang seksi karena kita punya penduduk yang lebih dari 200 juta, dan setengah di antaranya adalah pengguna internet aktif. Menjamurnya bisnis stratup digital dan e-commerce adalah salah satu bukti arus tranformasi digital di Indonesia,“ katanya.

Memasuki 2017, Ana dan NetApp memprediksi ada tiga hal utama dalam tren teknologi informasi secara global yang perlu diperhatikan. Pertama, data adalah mata uang baru. Ledakan data dalam ekonomi digital saat ini secara fundamental telah mengubah cara perusahaan dalam menjalankan bisnis mereka.

“Hal ini dapat dilihat lewat munculnya berbagai perusahaan seperti Gojek, Uber, dan Airbnb yang dibangun atas kendali terhadap berbagai sumber data. Ini membuat pemasaran menjadi lebih efektif dan lebih tepat sasaran," katanya. Data juga menjadi sebuah faktor penting untuk mengambil keputusan untuk bisa menentukan kepada siapa perusahaan harus menargetkan pemasaran dan produk layanan jasa atau barang apa sajakah yang harus dikembangkan oleh perusahaan.

Kedua, ada model baru yang akan mengambil alih. Perhatian yang besar akan data membutuhkan berbagai layanan yang bisa bekerjasama untuk memecahkan berbagai macam masalah. Dalam konteks ini, model platform memiliki nilai intrinsik dalam kemampuannya untuk mengintegrasikan dan menyederhanakan hasil layanan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Di Indonesia, tren ini akan meluas karena banyak talenta muda dari kalangan developer dan programmer lokal yang lebih memilih menggunakan layanan seperti ini. Selain dianggap lebih efektif, layanan ini juga efisien dan hemat biaya," katanya. Beberapa perusahaan telekomunikasi dan service provider di Indonesia juga sudah menyediakan berbagai layanan layaknya Amazon, sehingga penyedia jasa lokal dengan layanan serupa siap bersaing dengan Amazon yang menawarkan opsi micro service.

Ketiga, teknologi cloud sebagai katalis. Di Indonesia, adopsi cloud sudah banyak dilakukan oleh perusahaan yang telah menyadari keuntungan yang didapat dari menggunakan teknologi ini untuk bisnis mereka. Perusahaan-perusahaan besar mulai memanfaatkan praktik software development and Information (DevOps) yang mengandalkan pengembangan software informasi melalui cloud dalam rangka menguji sebuah aplikasi dengan menggunakan sampel data.

“Praktik ini dianggap murah karena memungkinkan perusahaan berinovasi dengan harga yang jauh lebih terjangkau ketimbang harus membuat data center sendiri,“ ucapnya. Sejumlah prediksi tersebut menjadi pijakan Ana dalam menentukan langkah NetApp ke depannya.

SWA

Berita lainnya:

Referensi Buku untuk Anak yang Beranjak Remaja

Berbagai Posisi Tempat Tidur di Dekat Jendela Kamar

Cari Esensi Kebahagiaan, Harvard Bikin Riset Selama 75 Tahun

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM


Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Dua anggota WeWork bermain pingpong di depan area laundry umum di gedung WeLive, Manhattan. Caitlin Ochs / Bloomberg
Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.


Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu. TEMPO/Agung Pambudhy
Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.


Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Ilustrasi bisnis titip menitip. Insideretail.ph
Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.


Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Kue Korea (Bisnis.com)
Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.


Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Warga memilih gantungan kunci bergambar logo Muhammadiyah yang di jual di Bazar Muktamar Muhammadiyah di Kawasan Mounmen Mandala Makassar, 2 Agustus 2015. Pernak-pernik yang dijual yakni kaos, Pin, Gantungan kunci, mug, dan berbagai produk kerajinan tangan lainnya. TEMPO/Hariandi Hafid
Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.


Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Aktor Baim Wong saat menghadiri premier film
Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay


Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dhini Aminarti dan suaminya, Dimas Seto. Instagram.com
Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.


Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Wulan Martha Tilaar. Tempo/Hadriany Puji
Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis


Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Ilustrasi kegiatan voluntourism, bersama Nila Tanzil dan penari Caci Dance. Travelsparks.co
Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?