TEMPO.CO, Jakarta - Kamu mungkin pernah mendengar tentang metode cleansing oil, yaitu menggunakan minyak untuk menghilangkan kotoran dan juga minyak dari wajah. Ada keraguan untuk mencobanya, karena yang kamu pikirkan adalah menerapkan minyak pada wajah sepertinya kombinasi yang buruk. Tapi kini metode cleansing oil semakin populer dan mulai produk-produknya mulai bermunculan di pasaran.
Penata gaya Solange Knowles Shiona Turini juga mengalami keraguan dengan metode ini. Dia gugup pertama kali menggunakan cleansing oil. “Kulit aku termasuk kombinasi dan berjerawat sehingga ide mennggunakan minyak ini sangat mengagetkanku,” ujarnya.
Turini kemudian memberanikan diri menggunakan produk cleansing oil. Dia membersihkan wajah dua kali dengan produk cleansing oil saat kulit kering, lalu dengan air, yang kemudian mengubat konsistensi minyak menjadi seperti susu. "Sejak menggunakan produk cleansing oil, jerawatku berkurang dan kulit menjadi lebih cerah,” ujarnya.
Cleansing oil dapat lebih melembapkan kulit wajah dibanding pembersih wajah umumnya, karena cleansing oil tidak mengandung surfaktan. Dermatolog Doris Day mengatakan surfaktan biasanya digunakan sebagai deterjen atau pembawa busa, yang dapat menyakiti kulit.
“Cleansing oil mengandung bahan yang menghidrasi dan menenangkan, sehingga lebih efektif dan tidak menimbulkan iritasi dibanding beberapa pembersih tradisional,” ujar dermatolog Joshua Zeichner.
Berlawanan dengan yang sering dipikirkan, Zeichner mengatakan cleansing oil tidak akan membuat kulit wajah kamu menjadi berminyak atau terasa berat. Minyak akan menyerap minyak, ini berarti produk cleansing oil dapat lebih efektif menyingkirkan kotoran dan membuat kulit jadi bersih.
Tapi Zeichner memberi catatan, tidak semua jenis minyak dapat dibuat sebagai cleansing oil. “Ada perbedaan yang sangat besar antara mengaplikasikan cleansing oil yang diformulasi sebagai produk kosmetik dengan mengoleskan canola dari dapur ke dalam kulit,” ujarnya.
Selain itu, dermatolog Marie Leger juga mengingatkan bahwa cleansing oil tidak dapat dipakai setiap orang. “Cleansing oil dapat menyumbat pori, jerawat, dan milia, bintik putih pada wajah,” ujarnya.
Jadi sebelum mencobanya, sangat penting untuk memilih produk cleansing oil yang tepat. Day merekomendasikan agar membaca label produk dengan hati-hati dan memilih cleansing oil yang dibuat sesuai jenis kulit kamu.
Untuk kulit berminyak atau berjerawat Zeichner menyarankan gunakan pembersih yang mengandung biji anggur, argan, lavender, atau minyak kelapa, yang lebih ringan dan dapat bekerja dengan baik pada jenis kulit tersebut. "Minyak yang Lebih berat seperti alpukat, sebaiknya dihindari untuk kulit berminyak," katanya.
Sedangkan untuk kulit kering gunakan produk cleansing oil yang mengandung minyak alpukat, jojoba, atau bunga matahari. Jika kamu memiliki kulit normal sensitif, Zeichner menyarankan gunakan pembersih yang mengandung minyak yang menenangkan kulit seperti rosemary atau biji camellia. Sebaiknya hindari pembersih yang mengandung wewangian.
Aktris Chloe Moretz juga menggunakan metode cleansing oil. Gunakan lap kain basah dan hangat, lalu tempelkan pada wajah sekitar 20 detik. Cuci tangan jika diperlukan sebelum massage minyak ke dalam kulit untuk mengangkat debu dan kotoran. Setelah itu, gunakan lap kain basah hangat yang baru untuk menyeka minyak.
Jika kamu tergoda untuk mencoba metode cleansing oil tapi masih ragu dengan reaksi kulit setelahnya, Leger menyarankan cobalah menambah cleansing oil pada rutinitas perawatann kulit kamu seperti biasa selama satu atau dua bulan. “Jika kemudia kamu berjerawat mungkin disebabkan oleh minyak,” katanya.
Tapi jika tidak ada reaksi apapun, para ahli mengatakan cleansing oil salah satu cara baru melembapkan wajah sekaligus membersihkan wajah.
SELF | NIA PRATIWI
Baca juga:
Masih Muda tapi Wajahnya Berkerut, Apa yang Salah?
Manfaat Sekantung Teh Bekas buat Kulit
Inspirasi Gaya Rambut Sesuai Bentuk Wajah